INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
=====================================
Nama Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kode Mata kuliah :
Semester : IV (empat)
JPM/Minggu SKS : 3 SKS / 250 menit
Materi Minggu Ke : 5 (lima) dan 6 (enam)
Alokasi Waktu : 50 menit teori dan 200 menit praktikum.
Dosen : Wiweko Iskanugrahan , SE
_______________________________________________________________________________
Pokok Bahasan : AKUNTANSI UNTUK BENDAHARAWAN/
PEMBUKUAN BENDAHARAWAN
Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Bendaharawan
2. Penertiban Tata Usaha Keuangan Negara
3. Buku kas Umum dan Tata Cara Pembukuan
4. Pengurusan dan Macam Bendaharawan
5. Pola Mekanisme Sistim UYHD/Dana UP.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa bisa :
a. Mengetahui tugas-tugas bendaharawan.
b. Menjelaskan bentuk-bentuk bendaharawan.
c. Mengetahui pola mekanisme sistimUYHD.
d. Mengetahui pegertian UYHD.
e. Mengetahi sifat-sifa dana UYHD.
f. Memahami dan menguasai pembukuan bendaharawan.
g. Mengetahui pengguna UYHD dan Penyediaan Dana UYHD.
_______________________________________________________________________________
URAIAN MATERI TEORI
Bendahara yang merupakan salah satu pejabat fungsional pengelola keuangan negara mempunyai arti penting dimana keberadaan dan peran bendahara terlihat pada pengaturan pengangkatannya yang dilakukan oleh Mentri / Ketua LPND yang menguasai bagian anggaran. Hal ini termuat pada UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) yang pada pokoknya bahwa : “ Mentri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota mengangkat bendahara pengeluaran an penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan angaran belanja pada Kanto Satuan Kerja di lingkungan Kemntrian/Lembaga/Satuan Kerja perangkat daerah”.
Selanjutnya sesuai dengan Keppres tentang Pelaksanaan APBN maka pada setiap awal tahun anggaran Mentri/Pimpinan Lembaga menetapkan pejabat yang diberi wewenang sebagai :
Penandatangan SKO (Surat Keputusan Otorisasi)
Atasan Langsung Bendahara
Bendahara Penerima dan Pengeluaran
Pengertian Bendaharawan
Orang-orang atau badan yang dtugasi oleh negara untuk menerima , menyimpan , membayar , mencatat dan mempertanggungjawabkan uang , surat-surat berharga dan barang-barang milik negara yang berada dalam pengurusannya. (ICW /Indische Compabilitait Wet)
Setiap oang yang diberi tugas menerima , menyimpan , membayar dan/atau mengeluarkan uang/barang milik negara adalah bendahara yang wajb menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. (UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara)
Setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah menerima , menyimpan dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah. (UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara)
Orang yang ditunjuk untuk menerima , menyimpan , menyetorkan , menatausahakan dan mepertanggungjawabkan uang pendapatan negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/D pada kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/daerah. (UU No.1/2004) ----- Bendahara Penerima
Orang yang ditunjuk untuk menerima , menyimpan , menyetorkan , menatausahakan dan mepertanggungjawabkan uang pendapatan negara/daerah untuk kepeluan belanja APBN/D pada kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/daerah. (UU No.1/2004) ---- Bendahara Pengeluaran
Beberapa hal penting terkait pengertian diatas :
1. Setiap orang PNS dapat ditetapkan oleh Mentri/Pimpnan Lembaga sebagai Bendahara satuan kerja unuk melaksanakan tugas kebendaharaan.
2. Tugas kebendaharaan meliputi ; menerima , menyimpan , membayar/menyerahkan dan mempertanggungjawabkan uang/surat berharga/barang yang berada dibawah pengawasannya.
3. Dalam melaksanakan tugasnya wajib melaksanakan/menyelenggarakan pembukuan atas uang yang dikelolanya dan membuat laporan pertanggungjawaban.
Bentuk-bentuk bendaharawan :
1. Bendahara Umum Negara (BUN) adalah Mentri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Kuasa Bendahara Umum adala Kantor Pelayanan Perpendaharaan Negara (KPPN) dan/atau Badan Usaha Milik Negara seperti Bank Pemerintah yang ditetapkan oleh Mentri Keuangan untu melaksanakan tugas kebendaharaan atas nama KPPN dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara.
3. Bendahara Penerima.
4. Bendahara Pengeluaran.
Beberapa ketentuan umum perbendaharaan :
Semua penerimaan dan pengeluaran yang dilaukan oleh KPPN dilaksanakan secara giral.
Pengecualian atas ketentuan diatas dapat ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan.
Pembayaran atas beban anggaran belanja negara dilakuka dengan ; Sitim Dana Persediaan (DUP) , melalui penerbitan SPM L/S dan pembayaran Uang Persediaan..------ SISTIM UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan)
Kewajiban bendahara pengeluaran :
1. Melaksanakan pembayaran atas beban anggaran belanja negara dilakukan dengan ,
Pembayaran langsung kepada pihak yang berhak / pihak ketiga melalui SPM LS dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas negara ke rekening pihak ketiga. Aliran dana tidak melalui rekening bendahara dan biasanya untuk pembayaran tagihan yang relatif besar.
Untuk keperluan sehari-hari kepada bendahara dibayarkan uang muka kerja oleh KPPN dalam bentuk Uang Persediaan. Dana persediaan diterima , disimpan kemudian digunakan untuk pembayaran kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya atas bukti-bukti pembayaan dana-dana persediaan tersebut diajukan ke KPPN dalam bentuk SPP GU untuk mendapatkan pengesahan/penggantian dalam bentuk SPM GU.
2. Membuka Rekening pada Bank pemerintah untuk menampung , penerimaan pemindahbukuan atas terbitnya pembayaran UP , SPM TU , pembayaran penggantian UP serta menampung transaksi penerimaa dan pengeluaran bendahara secara giral.
3. Sebagai Wajib Pungut Pajak , bahwa setiap Instansi Pemerintah/Pemda/BUMN/UMD/Bendahara dan badan-badan lain yang melakukan pembayaran atas beban APBN/D/Anggaran BUMN/D ditetapkan sebagai Wajib Pungut PPh dan pajak lainnya sesuai perundang-undangan yang berlaku.
URAIAN MATERI PRAKTIKUM
Sistim Pembukuan bendaharawan menganut sistim pembukuan anggaran/kameral dimana setiap kejadian/transaksi hanya dicatat pada salah satu sisi saja yaitu sisi penerimaan untuk transaks penerimaan dan sisi pengeluaran untuk transaksi pembayaran /pengeluaran.
PROSEDUR PEMBUKUAN
1. Prosedur pembukuan dimulai dari membukukan terlebih dahulu bukti-bukti penerimaan pada BKU dan selanjutnya pada buku pembantu terkait bau kemudian menerima uangnya. Demikia juga terhadap bukti-bukti pengeluaran / pembayaran harus dibukukan terlebih dahulu pada BKU dan buku pembantu terkait baru kemudian dikeluarkan uangnya dengan memperhatikan :
Setiap pengeluaran harus mendapat persetujuan lari atasan langsung.
Bukti pengeluaran : nama orang yang menerima pembayaran dan jumlah uang (angka dan huruf).
Ditandatangani oleh phak yang menerima .
Setelah buktipeneluaran kas ditndatangani oleh yang berkepetingan denga disertai bukti pendukung lainnya maka oleh bendahara dibukukan sebagai pengeluaran.
2. Dokumen pembukuan yang sah untuk dicatat kedalam BKU (berdasarkan Keppres No.42/2002 dan pasal 7 ayat (2) PMK No.606/PMK.06/2004 :
a. Penerimaan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) lembar 2 yang diterbitkan oleh KPPN berdasarkan pengajuan :
1. SPM UP Uang Persediaan.
2. SPM TU Tambahan Uang
3. SPM LS Langsung
4. SPM GU Ganti Uang
5. SPM GU Nihil
Pengisian kas dari Bank
Penerimaan hasi pungutan pajak (PPN , PPh)
Pertanggungjawaban/Pengembalian Porsekot Kerja.
Penerimaan lainnya.
b. Pengeluaran
Pembayaran atas pebelian barang/jasa dll
Pengeluaran dari bank untuk mengisi kas
Penyetoran hasil pungutan pajak
Pemberian porsekot kerja.
Pengeluaran lainnya.
JENIS DAN FUNGSI BUKU-BUKU YANG DIGUNAKAN
BUKU KAS UMUM (BKU) , untuk mencatat seluruh transaksi keuangan yang dilakukan oleh bendaharawan. Sisi debet untuk penerimaan dan sisi kredit untu pengeluaran. (Sistim Pembukuan Tunggal)
Buku kas Tunai , untuk mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran tunai .
Buku bank , untuk mencatat transasi keuangan yang dilakukan dengan perantaraan bank.
Buku Pengawasan UYHD dan Kredit Anggaran / Wasdit MAK, untuk melakukan kontrol terhadap dana UYHD dan pelaksanaan per masing-masing anggaran.
Buku UMK , untuk mencatat pengeluaran yang bersifat sementara.
Buku Pajak , untuk mencatat pemungutan dan penyetoran pajak yang telah dilakukan.
.TUGAS PRAKTIKUM :
Membuat data - data umum dari salah satu satker dibawah Departemen Teknis.
Mencatat DIPA yang telah disetujui.
Menganalisis transaksi / mutasi keuangan yang terjadi.
Melakukan Pencatatan setiap Transaksi ke Buku Kas Umum
Melakukan Pencatatan ke Buku Pembantu terkait ,mis : Buku Bank , Buku Kas Tunai , Buku Pajak dll.
Melakukan penutupan atas BKU pada akhir bulan/periode.
blog ini, berisikan makalah - makalah yang telah dibuat baik pribadi atau kelompok.
Selasa, 04 Mei 2010
PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SISTIM AKUNTANSI PEMERINAH PUSAT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
=====================================
Nama Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kode Mata kuliah :
Semester : IV (empat)
JPM/Minggu SKS : 3 SKS / 250 menit
Materi Minggu Ke : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 50 menit teori dan 200 menit praktikum.
Dosen : Wiweko Iskanugrahan , SE
_______________________________________________________________________________
Pokok Bahasan : PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DAN SISTIM AKUNTANSI PEMERINAH PUSAT
Sub Pokok Bahasan : A. PENGANTAR AKUNTANSI PEMERITAHAN
1. Akuntansi Pemerintahan Dalam Ilmu Akuntansi
2. Perbandingan Organisasi Pemerintah dg Bisnis
3. Karakteristik dan Tujuan Akt Pemerintahan
B. SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
1. Sistim Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)
2. Sistim Akuntansi Instansi (SAI) --- SAK dan SIMAKBMN
Tujuan Instruksional Khusus :
A. PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa akan mampu :
a. Memahami posisi atau keberadaan Akuntansi Pemeritahan dalam lingkup Akuntansi..
b. Menjelaskan perbedaan antara Akuntansi Bisnis dengan Akuntansi Pemerintahan..
c. Menjelaskan tujuan dan karakteristik Akuntansi Pemerintahan..
.
B. SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami tentang konsep Sistim Akuntansi Pemerintah Pusat. (SAPP).
b. Menjelaskan tentang konsep Sistim Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN).
c. Menjelaskan tentang konsep Sistim Akuntani Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistim Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistim Informasi Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN).
C. PRAKTIKUM
Setelah mempelajari teori Pengantar Akuntansi Pemeintahan dan Sistim Akuntansi Pemerintah Pusat , mahasiswa :
1. Diskusi peranan akuntansi pemerintahan di era sekarang.
2. Diskusi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) .
URAIAN MATERI TEORI
A. PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Akuntansi Pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat ini sedang berkembang sangat pesat. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. Akuntansi sebenarnya adalah fenomena sehari-hari yang dapat dijumpai dalam masyarakat , tanpa disadari setiap individu dalam berbagai profesi sebenarnya telah melakukan proses akuntansi dengan caraya masing-masing. Semakin kompleks kegiatan yang dilakukan semisal di level perusahaan atau pemerintahan , tentu saja akuntansi yang dilakukan akan semakin rumit.
Akuntansi Pemerintahan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaks yang terjadi di badan pemerintah. Akuntansi Pemerintah menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara. Diamping itu bidang ini meliputi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran negara (APBN) termasuk kesesuaiannya dengan undang-undang yang berlaku.
Keberadaan Akuntansi Pemerintahan dalam lingkup Ilmu Akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :
Perbedaan Akuntansi Pemerintahan dengan Akuntansi Komersial dapat dilihat dari beberapa aspek , beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Dari uraian singkat diatas maka kita dapat mengambil suatu kesimpulan tentang pengertian serta tujuan dari Akuntansi Pemerintahan , adalah :
Akuntansi Pemerintahan mempunyai tiga tujuan pokok yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertanggungjawaban , dalam pengertian memberikan infomasi keuangan yang lengkap, cermat dan dalam bentuk dan waktu yang tepat yang berguna bagi fihak yang bertanggungjawab terkait kegiaan unit-unit pemerintahan. Dari pertanggungjawaban tersebut dapat tergambar informasi tentang berbagai tindakan pemerintah selama periode bersangkutan.
2. Manajerial , dalam pengertian akuntansi pemerntahan juga harus menyediakan informasi keuangan yang diperluka untuk perencanaan , penganggaran , pelaksanaan , pemantauan , pengendalian anggaran , perumusan kebijakan , pengambilan keputusan dan penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan , dalam pengertian akuntansi pemerintahan juga harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
Untuk dapat lebih mengenal lagi tentang Akuntansi Pemerintahan maka kita harus juga mengetahui beberapa karakteristik dari orgainsasi pemerintah , diantaranya :
Pendirian, pembentukan dan kegiatan organisasi pemerintahan bukan dengan tujuan atau bermotif mengejar keuntungan semata-mata.
Tidak terdapat saham yang dapat dimiliki secara individual yang dapat diperjualbelikan karena organisasi pemerintahan dimiliki secara kolektif oleh rakyat.
Pihak-pihak yang memberikan sumber keuangan kepada organisasi pemerintahan tidak haus menerima imbalan langsung atau proporsional baik berupa barang , uang atau jasa.
Masyarakat secara sadar atau dipaksa harus menyetorkan uang atau barang atau jasa kepada pemerintah yang kemudian oleh pemerintah digunakan kembali untuk kepentingan bersama.
Secara umum kesimpulan dari karakteristik da tujuan akuntansi pemerintahan adalah :
B. SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas seluruh entitas Pemerintah Pusat. Sistim pelaporan dilakukan secara berjenjang dari setiap unit kerja/satker ke unit diatasnya . Secara umum Sistim Akuntansi Pemerintah Pusat tertuang dalam PMK No.171/PMK2007 yang menjelaskan secara rinci tentang proses penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.
Pedoman pelaksanaan SAPP berdasarkan ketentuan yang ada diantaranya :
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas antara lain menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyatakan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya mempunyai
tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Pasal 30 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara menyatakan bahwa Presiden menyampaikan Rancangan Undang-Undang
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan
keuangan yang meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan
perusahaan negara dan badan lainnya.
Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara berwenang menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 51
ayat (1) menyatakan bahwa Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah selaku Bendahara Umum Negara/Daerah menyelenggarakan akuntansi
atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pembiayaan dan perhitungannya.
Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri/Pimpinan Lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan dilampiri Laporan Keuangan Badan Layanan Umum pada
Kementerian Negara/Lembaga masing-masing.
Kerangka umum SAAP tersebut digambarkan seagai berikut :
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari 2 (dua) subsistem yaitu SAI (Sistim Akuntansi Intansi) dan SA-BUN ( Sistim Akuntansi Bendahara Umum Negara).
a. Sistim Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari :
Sistim Akuntans Keuangan (SAK)
Sistim Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN)
b.Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) terdiri dari:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP);
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP&H);
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP);
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP);
5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD);
6. Sistem Akuntansi Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (SA-BSBL);
7. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus; dan
8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL).
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
Mentri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara akan menghasilkan Laporan Arus Kas , Laporan Realisasi Anggaran , Neraca dan Catatan Atas laporan Keuangan berdasarkan Sistim Akuntansi BUN yang dapat digambarka sbb :
Sementara di Kementrian dan lembaga sebagai pengguna anggaran/barang pelaporan dilakukan secara berjenjang di masing-masing kementrian/lembaga , sbb :
Salah satu contoh laporan berjenjang di kementrian/lembaga adalah di Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu Departemen penerima anggaran APBN yang cukup besar terutama dengan direalisasikannya 20% angaran untuk pendidikan maka kita dapat melihat sebaran satker nya di selruh Indonesia , sbb :
Berdasarkan kedua mekanisme diatas maka Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan hasil konsolidasi dari kedua sub sistim tersebut , dapat digambarka sbb :
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
=====================================
Nama Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kode Mata kuliah :
Semester : IV (empat)
JPM/Minggu SKS : 3 SKS / 250 menit
Materi Minggu Ke : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 50 menit teori dan 200 menit praktikum.
Dosen : Wiweko Iskanugrahan , SE
_______________________________________________________________________________
Pokok Bahasan : PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DAN SISTIM AKUNTANSI PEMERINAH PUSAT
Sub Pokok Bahasan : A. PENGANTAR AKUNTANSI PEMERITAHAN
1. Akuntansi Pemerintahan Dalam Ilmu Akuntansi
2. Perbandingan Organisasi Pemerintah dg Bisnis
3. Karakteristik dan Tujuan Akt Pemerintahan
B. SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
1. Sistim Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)
2. Sistim Akuntansi Instansi (SAI) --- SAK dan SIMAKBMN
Tujuan Instruksional Khusus :
A. PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa akan mampu :
a. Memahami posisi atau keberadaan Akuntansi Pemeritahan dalam lingkup Akuntansi..
b. Menjelaskan perbedaan antara Akuntansi Bisnis dengan Akuntansi Pemerintahan..
c. Menjelaskan tujuan dan karakteristik Akuntansi Pemerintahan..
.
B. SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami tentang konsep Sistim Akuntansi Pemerintah Pusat. (SAPP).
b. Menjelaskan tentang konsep Sistim Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN).
c. Menjelaskan tentang konsep Sistim Akuntani Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistim Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistim Informasi Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN).
C. PRAKTIKUM
Setelah mempelajari teori Pengantar Akuntansi Pemeintahan dan Sistim Akuntansi Pemerintah Pusat , mahasiswa :
1. Diskusi peranan akuntansi pemerintahan di era sekarang.
2. Diskusi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) .
URAIAN MATERI TEORI
A. PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Akuntansi Pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat ini sedang berkembang sangat pesat. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. Akuntansi sebenarnya adalah fenomena sehari-hari yang dapat dijumpai dalam masyarakat , tanpa disadari setiap individu dalam berbagai profesi sebenarnya telah melakukan proses akuntansi dengan caraya masing-masing. Semakin kompleks kegiatan yang dilakukan semisal di level perusahaan atau pemerintahan , tentu saja akuntansi yang dilakukan akan semakin rumit.
Akuntansi Pemerintahan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaks yang terjadi di badan pemerintah. Akuntansi Pemerintah menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara. Diamping itu bidang ini meliputi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran negara (APBN) termasuk kesesuaiannya dengan undang-undang yang berlaku.
Keberadaan Akuntansi Pemerintahan dalam lingkup Ilmu Akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :
Perbedaan Akuntansi Pemerintahan dengan Akuntansi Komersial dapat dilihat dari beberapa aspek , beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Dari uraian singkat diatas maka kita dapat mengambil suatu kesimpulan tentang pengertian serta tujuan dari Akuntansi Pemerintahan , adalah :
Akuntansi Pemerintahan mempunyai tiga tujuan pokok yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertanggungjawaban , dalam pengertian memberikan infomasi keuangan yang lengkap, cermat dan dalam bentuk dan waktu yang tepat yang berguna bagi fihak yang bertanggungjawab terkait kegiaan unit-unit pemerintahan. Dari pertanggungjawaban tersebut dapat tergambar informasi tentang berbagai tindakan pemerintah selama periode bersangkutan.
2. Manajerial , dalam pengertian akuntansi pemerntahan juga harus menyediakan informasi keuangan yang diperluka untuk perencanaan , penganggaran , pelaksanaan , pemantauan , pengendalian anggaran , perumusan kebijakan , pengambilan keputusan dan penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan , dalam pengertian akuntansi pemerintahan juga harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
Untuk dapat lebih mengenal lagi tentang Akuntansi Pemerintahan maka kita harus juga mengetahui beberapa karakteristik dari orgainsasi pemerintah , diantaranya :
Pendirian, pembentukan dan kegiatan organisasi pemerintahan bukan dengan tujuan atau bermotif mengejar keuntungan semata-mata.
Tidak terdapat saham yang dapat dimiliki secara individual yang dapat diperjualbelikan karena organisasi pemerintahan dimiliki secara kolektif oleh rakyat.
Pihak-pihak yang memberikan sumber keuangan kepada organisasi pemerintahan tidak haus menerima imbalan langsung atau proporsional baik berupa barang , uang atau jasa.
Masyarakat secara sadar atau dipaksa harus menyetorkan uang atau barang atau jasa kepada pemerintah yang kemudian oleh pemerintah digunakan kembali untuk kepentingan bersama.
Secara umum kesimpulan dari karakteristik da tujuan akuntansi pemerintahan adalah :
B. SISTIM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas seluruh entitas Pemerintah Pusat. Sistim pelaporan dilakukan secara berjenjang dari setiap unit kerja/satker ke unit diatasnya . Secara umum Sistim Akuntansi Pemerintah Pusat tertuang dalam PMK No.171/PMK2007 yang menjelaskan secara rinci tentang proses penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.
Pedoman pelaksanaan SAPP berdasarkan ketentuan yang ada diantaranya :
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas antara lain menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyatakan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya mempunyai
tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Pasal 30 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara menyatakan bahwa Presiden menyampaikan Rancangan Undang-Undang
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan
keuangan yang meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan
perusahaan negara dan badan lainnya.
Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara berwenang menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 51
ayat (1) menyatakan bahwa Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah selaku Bendahara Umum Negara/Daerah menyelenggarakan akuntansi
atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pembiayaan dan perhitungannya.
Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri/Pimpinan Lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan dilampiri Laporan Keuangan Badan Layanan Umum pada
Kementerian Negara/Lembaga masing-masing.
Kerangka umum SAAP tersebut digambarkan seagai berikut :
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari 2 (dua) subsistem yaitu SAI (Sistim Akuntansi Intansi) dan SA-BUN ( Sistim Akuntansi Bendahara Umum Negara).
a. Sistim Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari :
Sistim Akuntans Keuangan (SAK)
Sistim Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN)
b.Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) terdiri dari:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP);
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP&H);
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP);
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP);
5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD);
6. Sistem Akuntansi Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (SA-BSBL);
7. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus; dan
8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL).
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
Mentri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara akan menghasilkan Laporan Arus Kas , Laporan Realisasi Anggaran , Neraca dan Catatan Atas laporan Keuangan berdasarkan Sistim Akuntansi BUN yang dapat digambarka sbb :
Sementara di Kementrian dan lembaga sebagai pengguna anggaran/barang pelaporan dilakukan secara berjenjang di masing-masing kementrian/lembaga , sbb :
Salah satu contoh laporan berjenjang di kementrian/lembaga adalah di Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu Departemen penerima anggaran APBN yang cukup besar terutama dengan direalisasikannya 20% angaran untuk pendidikan maka kita dapat melihat sebaran satker nya di selruh Indonesia , sbb :
Berdasarkan kedua mekanisme diatas maka Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan hasil konsolidasi dari kedua sub sistim tersebut , dapat digambarka sbb :
KEUANGAN NEGARA DAN APBN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
=====================================
Nama Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kode Mata kuliah :
Semester : IV (empat)
JPM/Minggu SKS : 3 SKS / 250 menit
Materi Minggu Ke : 2 (Dua) dan 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 50 menit teori dan 200 menit praktikum.
Dosen : Wiweko Iskanugrahan , SE
_______________________________________________________________________________
Pokok Bahasan : KEUANGAN NEGARA DAN APBN
Sub Pokok Bahasan : A. KEUANGAN NEGARA
1. Definisi Keuangan Negara dalam UU No.17/2003
2. Pengurusan Keuangan Negara
3. Hak dan Kewajiban Negara
4. Ruang Lingkup dan Mekanisme Pengelolaan Keuangan
Negara.
B. ANGGARAN PEMERINTAH (APBN)
1. Konsep Anggaran Pemerintah
2. Stuktur dan Klasifikasi Anggaran Pemerintah
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
4. Siklus Anggaran
5. Penyusunan dan Perhitungan Anggaran Negara
6. Pengesahan Anggaran
7. Pelaksanaan Anggaran
a. Pengadaan Barang dan Jasa
b. Mekanisme Pembayaran (SPP , SPM dan SP2D)
8. Pengawasan Anggaran
9. Laporan Realisasi Anggaran
Tujuan Instruksional Khusus :
A. KEUANGAN NEGARA
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa akan mampu :
a. Memahami pengertian keuangan negara.
b. Memahami hak dan kewajiban pemerintah dalam bidang keuangan negara.
c. Mengerti dan memahami sistim pengurusan keuangan negara RI.
d. Mendefinisikan baik secara luas maupun sempit Ruang Lingkup dan Mekanisme Keuangan Negara.
.
B. ANGGARAN PEMERINTAH (APBN)
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami konsep anggaran pemerintah.
b. Menjelaskan klasifikasi anggaran dan menjabarkan gambaran umum tentang struktur anggaran pemerintah.
c. Menguraikan proses penyusunan Rancangan APBN.
d. Menerangkan Proses Pembahasan RKA-KL
e. Menerangkan pembahasan RUU APBN hingga disahkannya menjadi UU
f. Menerangkan bagaimana cara pelaksanaan UU APBN
g. Mengetahui bagaimana pembuatan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) dan Penyusunan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.
C. PRAKTIKUM
Setelah mempelajari teori Keuanga Negara dan Anggaran Pemerintah , mahasiswa :
1. Mengerjakan contoh DIPA Satker.
2. Menyusun Laporan Realisasi Anggaan Satker
URAIAN MATERI TEORI
A. KEUANGAN NEGARA
Sering dengan perkembangan dan kemajuan zaman sangat dirasakan peraturan perundangan tentang keuangan negara (Indische Comptabilitetwet / ICW) pada saat ini tidak dapat mengakomodasi berbagai perkembanganyang terjadi dalam sisim kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan . Akibat dari kelemahan perundang-undangan tersebut telah menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan yang berkesinambungan (sustainable). Untuk itu pemerintah telah berupaya untuk menyusun UU yang mengatur pengelolaan keuanan negara yang dituangkan dalam UU No.17 /2003 tentang Keuangan Negara , dimana didefinisikan :
Dari sisi pengurusan keuangan negara maka Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Untuk membantu dalam menyelenggarakan kekuasaa tersebut maka Presiden selaku Kepala Pemerintahan , dibantu :
Mentri Keuangan selaku pengelola fiskal.
Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan.
Mentri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya.
Hak dan kewajiban yang timbul bagi negara dengan adanya kekuasaan di bidang pengelolaan keuangan negara tesebut secara luas meiputi :
Secara garis besar ruang lingku keuangan negara dapat digambarkan sbb :
B. ANGGARAN PEMERINTAH (APBN)
Proses penyusunan anggaran merupakan salah satu isu penting dalam melihat indikator ekonomi yang aka dijalankan oleh pemerintah pada kurun waktu setahun kedepan. Secara Rutin Presiden menyampaikan Nota Keuangan dan Rancangan APBN kepada DPR untuk disahkan sebagai APBN yang akan dijalankan selama setahun. Secara Umum pengertian anggaran dapat diuraikan sbb :
Dalam ruang lingkup akuntansi , anggaran berada dalam lingkup akuntansi manajemen. Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi pemeintah/sektor publik diantaranya adalah :
Dalam proses penyusunannya , anggaran pemerintah mengikuti sebuah siklus , sbb :
Sesuai dengan kewenangannya maka tugas penyusunan RAPBN dilakukan oleh Mentri Keuangan sebagaimana tercantum dalam UU No17/2003 :
Siklus dan alur penyusunan APBN oleh Pemerintah dapat digambarkan sbb :
TINGKAT PEMBICARAAN RUU APBN DILAKUKAN DALAM DUA TINGKAT :
TINGKAT I
Rapat Komisi, Rapat Gabungan Komisi, Rapat Badan Legislasi, Rapat Panitia Anggaran, atau Rapat Panitia Khusus
TINGKAT II
Rapat Paripurna: pengambilan keputusan
CAT : Sebelum dilakukan pembicaraan Tingkat I dan Tingkat II diadakan Rapat Fraksi.
Format dan Struktur APBN secara Global dapat digambarkan sebagai berikut :
Catatan :
1. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
2. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
3. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
4. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
5. Selisih antara Pendapatan dengan Belanja Negara menjadi Surplus/Defisit.
Sebagai kesimpulan secara lengkap alur penyusunan APBN sampai menjadi Laporan keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dapat digambarkan sbb :
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
=====================================
Nama Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan
Kode Mata kuliah :
Semester : IV (empat)
JPM/Minggu SKS : 3 SKS / 250 menit
Materi Minggu Ke : 2 (Dua) dan 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 50 menit teori dan 200 menit praktikum.
Dosen : Wiweko Iskanugrahan , SE
_______________________________________________________________________________
Pokok Bahasan : KEUANGAN NEGARA DAN APBN
Sub Pokok Bahasan : A. KEUANGAN NEGARA
1. Definisi Keuangan Negara dalam UU No.17/2003
2. Pengurusan Keuangan Negara
3. Hak dan Kewajiban Negara
4. Ruang Lingkup dan Mekanisme Pengelolaan Keuangan
Negara.
B. ANGGARAN PEMERINTAH (APBN)
1. Konsep Anggaran Pemerintah
2. Stuktur dan Klasifikasi Anggaran Pemerintah
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
4. Siklus Anggaran
5. Penyusunan dan Perhitungan Anggaran Negara
6. Pengesahan Anggaran
7. Pelaksanaan Anggaran
a. Pengadaan Barang dan Jasa
b. Mekanisme Pembayaran (SPP , SPM dan SP2D)
8. Pengawasan Anggaran
9. Laporan Realisasi Anggaran
Tujuan Instruksional Khusus :
A. KEUANGAN NEGARA
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa akan mampu :
a. Memahami pengertian keuangan negara.
b. Memahami hak dan kewajiban pemerintah dalam bidang keuangan negara.
c. Mengerti dan memahami sistim pengurusan keuangan negara RI.
d. Mendefinisikan baik secara luas maupun sempit Ruang Lingkup dan Mekanisme Keuangan Negara.
.
B. ANGGARAN PEMERINTAH (APBN)
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Memahami konsep anggaran pemerintah.
b. Menjelaskan klasifikasi anggaran dan menjabarkan gambaran umum tentang struktur anggaran pemerintah.
c. Menguraikan proses penyusunan Rancangan APBN.
d. Menerangkan Proses Pembahasan RKA-KL
e. Menerangkan pembahasan RUU APBN hingga disahkannya menjadi UU
f. Menerangkan bagaimana cara pelaksanaan UU APBN
g. Mengetahui bagaimana pembuatan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) dan Penyusunan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.
C. PRAKTIKUM
Setelah mempelajari teori Keuanga Negara dan Anggaran Pemerintah , mahasiswa :
1. Mengerjakan contoh DIPA Satker.
2. Menyusun Laporan Realisasi Anggaan Satker
URAIAN MATERI TEORI
A. KEUANGAN NEGARA
Sering dengan perkembangan dan kemajuan zaman sangat dirasakan peraturan perundangan tentang keuangan negara (Indische Comptabilitetwet / ICW) pada saat ini tidak dapat mengakomodasi berbagai perkembanganyang terjadi dalam sisim kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan . Akibat dari kelemahan perundang-undangan tersebut telah menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan yang berkesinambungan (sustainable). Untuk itu pemerintah telah berupaya untuk menyusun UU yang mengatur pengelolaan keuanan negara yang dituangkan dalam UU No.17 /2003 tentang Keuangan Negara , dimana didefinisikan :
Dari sisi pengurusan keuangan negara maka Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Untuk membantu dalam menyelenggarakan kekuasaa tersebut maka Presiden selaku Kepala Pemerintahan , dibantu :
Mentri Keuangan selaku pengelola fiskal.
Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan.
Mentri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya.
Hak dan kewajiban yang timbul bagi negara dengan adanya kekuasaan di bidang pengelolaan keuangan negara tesebut secara luas meiputi :
Secara garis besar ruang lingku keuangan negara dapat digambarkan sbb :
B. ANGGARAN PEMERINTAH (APBN)
Proses penyusunan anggaran merupakan salah satu isu penting dalam melihat indikator ekonomi yang aka dijalankan oleh pemerintah pada kurun waktu setahun kedepan. Secara Rutin Presiden menyampaikan Nota Keuangan dan Rancangan APBN kepada DPR untuk disahkan sebagai APBN yang akan dijalankan selama setahun. Secara Umum pengertian anggaran dapat diuraikan sbb :
Dalam ruang lingkup akuntansi , anggaran berada dalam lingkup akuntansi manajemen. Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi pemeintah/sektor publik diantaranya adalah :
Dalam proses penyusunannya , anggaran pemerintah mengikuti sebuah siklus , sbb :
Sesuai dengan kewenangannya maka tugas penyusunan RAPBN dilakukan oleh Mentri Keuangan sebagaimana tercantum dalam UU No17/2003 :
Siklus dan alur penyusunan APBN oleh Pemerintah dapat digambarkan sbb :
TINGKAT PEMBICARAAN RUU APBN DILAKUKAN DALAM DUA TINGKAT :
TINGKAT I
Rapat Komisi, Rapat Gabungan Komisi, Rapat Badan Legislasi, Rapat Panitia Anggaran, atau Rapat Panitia Khusus
TINGKAT II
Rapat Paripurna: pengambilan keputusan
CAT : Sebelum dilakukan pembicaraan Tingkat I dan Tingkat II diadakan Rapat Fraksi.
Format dan Struktur APBN secara Global dapat digambarkan sebagai berikut :
Catatan :
1. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
2. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
3. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
4. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
5. Selisih antara Pendapatan dengan Belanja Negara menjadi Surplus/Defisit.
Sebagai kesimpulan secara lengkap alur penyusunan APBN sampai menjadi Laporan keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dapat digambarkan sbb :
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA UD. BINTANG TERANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat. Dan banyak perusahaan atau badan usaha yang menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja dalam perusahaannya.
UD Bintang Terang merupakan distributor barang-barang klontong yang membeli dan menjual barang-barang klontong dalam jumlah besar (grosir) maupun eceran. Transaksi dan data yang semakin banyak menyebabkan timbulnya beberapa kelemahan dan permasalahan dalam sistem usaha dagang ini.
Dalam hal ini, penulis memilih Sistem Penjualan,Pembelian dan Persediaan Barang. Sistem penjualan merupakan sistem yang mengatur dan mengelola transaksi penjualan barang baik secara tunai maupun kredit. Sistem pembelian adalah sistem yang mengatur dan mengelola transaksi pembelian secara tunai dan kredit. Sedangkan sistem persediaan barang merupakan sistem yang mengelola data persediaan barang di gudang.
UD Bintang Terang memiliki banyak konsumen, sehingga sering kelabakan apabila ada pesanan barang dalam jumlah besar, selain itu terdapat kesulitan pengecekan stok barang apabila dibutuhkan. Demikian juga dalam hal keuangan, sering terjadi kesalahan dalam penghitungan keuangan. Semua permasalahan ini disebabkan oleh karena sistem yang masih manual.
Berdasarkan semua uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun laporan tugas akhir ini dengan judul “ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA UD BINTANG TERANG”
1.2 Identifikasi Masalah
UD Bintang Terang menggunakan sistem yang masih manual. Hal ini menyebabkan cukup banyak permasalahan dan kelemahan-kelemahan yang menjadi penghambat produktivitas kegiatan usaha tersebut, antara lain :
1. Sering terjadi kesalahan penghitungan dalam keuangan.
2. Bentuk laporan belum memberikan informasi yang cukup memadai.
3. Sulitnya pengecekan stok barang di gudang.
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program pendidikan sarjana (S1) di STMIK-LIKMI Bandung.
2. Bagi penulis sendiri, untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam dunia kerja dan menerapkan teori-teori yang dipelajari selama kuliah.
3. Bagi pihak lain, penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi atau bahan perbandingan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memperbaharui sistem yang ada dengan sistem yang sudah terkomputerisasi agar lebih efisien, cepat, dan akurat serta mampu mendukung perusahaan dalam perkembangan kegiatan usaha selanjutnya.
2. Untuk merancang dan mengimplementasikan sistem informasi agar sesuai dengan standar yang dibutuhkan dalam menunjang kelancaran kegiatan usaha.
3. Menyajikan informasi yang lebih cepat dan akurat untuk mendukung berbagai pihak dalam mengambil keputusan, seperti contohnya dalam pengelolaan piutang Pelanggan.
1.4 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian untuk memperoleh fakta serta mengumpulkan data yang diperlukan. Adapun metodologi yang digunakan adalah:
1. Penelitian lapangan, yaitu penelitian langsung yang dilaksanakan dilokasi kerja praktek dengan menggunakan beberapa teknik penggumpulan data sebagai berikut:
1. Studi lapangan, yaitu penelitian langsung ke perusahaan yang diteliti untuk mendapatkan data serta informasi yang diperlukan.
2. Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung kegiatan yang dilakukan pada bagian-bagian yang berhubungan dengan proses perusahaan.
3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung.
4. Studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku, bahan kuliah, sumber bacaan lainnya yang merupakan landasan teori yang erat hubungannya dengan pembahasan tugas akhir ini.
1.5 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada sistem informasi penjualan dan pengelolaan piutang, yang mencakup:
1. Dalam persediaan barang, berupa koreksi dan mutasi stok barang.
2. Dalam penjualan, penjualan dalam bentuk tunai maupun kredit.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk penyusunan Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian di UD Bintang Terang Jl. Melong Raya No.106A - Cijerah Bandung dan waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari 2006 dalam waktu 42 jam diluar waktu perkuliahan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan di STMIK LIKMI.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika ini berisi gambaran secara singkat materi laporan yang dibuat dalam Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar materi laporan dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi penelitian, pembatasan masalah, waktu dan lokasi penelitian serta sistematika penulisan laporan. BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang landasan teori dan permasalahan yang diambil serta teori-teori lain yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. BAB III : ANALISIS SISTEM INFORMASI
Dalam bab ini berisikan mengenai gambaran umum perusahaan, analisis prosedur kerja, analisis dokumen, serta analisis aliran data dan evaluasi sistem yang sedang berjalan. BAB IV : PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
Bab ini menjelaskan analisa sistem baru dan pembuatanusulan pengembangan perancangannya yang lebih baik yang direpresentasikan melalui pemodelan sistem dengan menggunakan diagram aliran data, contoh run program, contoh layout dan output. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini membahas tentang kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan saran-saran yang berguna untuk pengembangan selanjutnya.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat. Dan banyak perusahaan atau badan usaha yang menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja dalam perusahaannya.
UD Bintang Terang merupakan distributor barang-barang klontong yang membeli dan menjual barang-barang klontong dalam jumlah besar (grosir) maupun eceran. Transaksi dan data yang semakin banyak menyebabkan timbulnya beberapa kelemahan dan permasalahan dalam sistem usaha dagang ini.
Dalam hal ini, penulis memilih Sistem Penjualan,Pembelian dan Persediaan Barang. Sistem penjualan merupakan sistem yang mengatur dan mengelola transaksi penjualan barang baik secara tunai maupun kredit. Sistem pembelian adalah sistem yang mengatur dan mengelola transaksi pembelian secara tunai dan kredit. Sedangkan sistem persediaan barang merupakan sistem yang mengelola data persediaan barang di gudang.
UD Bintang Terang memiliki banyak konsumen, sehingga sering kelabakan apabila ada pesanan barang dalam jumlah besar, selain itu terdapat kesulitan pengecekan stok barang apabila dibutuhkan. Demikian juga dalam hal keuangan, sering terjadi kesalahan dalam penghitungan keuangan. Semua permasalahan ini disebabkan oleh karena sistem yang masih manual.
Berdasarkan semua uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun laporan tugas akhir ini dengan judul “ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA UD BINTANG TERANG”
1.2 Identifikasi Masalah
UD Bintang Terang menggunakan sistem yang masih manual. Hal ini menyebabkan cukup banyak permasalahan dan kelemahan-kelemahan yang menjadi penghambat produktivitas kegiatan usaha tersebut, antara lain :
1. Sering terjadi kesalahan penghitungan dalam keuangan.
2. Bentuk laporan belum memberikan informasi yang cukup memadai.
3. Sulitnya pengecekan stok barang di gudang.
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program pendidikan sarjana (S1) di STMIK-LIKMI Bandung.
2. Bagi penulis sendiri, untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam dunia kerja dan menerapkan teori-teori yang dipelajari selama kuliah.
3. Bagi pihak lain, penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi atau bahan perbandingan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memperbaharui sistem yang ada dengan sistem yang sudah terkomputerisasi agar lebih efisien, cepat, dan akurat serta mampu mendukung perusahaan dalam perkembangan kegiatan usaha selanjutnya.
2. Untuk merancang dan mengimplementasikan sistem informasi agar sesuai dengan standar yang dibutuhkan dalam menunjang kelancaran kegiatan usaha.
3. Menyajikan informasi yang lebih cepat dan akurat untuk mendukung berbagai pihak dalam mengambil keputusan, seperti contohnya dalam pengelolaan piutang Pelanggan.
1.4 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian untuk memperoleh fakta serta mengumpulkan data yang diperlukan. Adapun metodologi yang digunakan adalah:
1. Penelitian lapangan, yaitu penelitian langsung yang dilaksanakan dilokasi kerja praktek dengan menggunakan beberapa teknik penggumpulan data sebagai berikut:
1. Studi lapangan, yaitu penelitian langsung ke perusahaan yang diteliti untuk mendapatkan data serta informasi yang diperlukan.
2. Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung kegiatan yang dilakukan pada bagian-bagian yang berhubungan dengan proses perusahaan.
3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung.
4. Studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku, bahan kuliah, sumber bacaan lainnya yang merupakan landasan teori yang erat hubungannya dengan pembahasan tugas akhir ini.
1.5 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada sistem informasi penjualan dan pengelolaan piutang, yang mencakup:
1. Dalam persediaan barang, berupa koreksi dan mutasi stok barang.
2. Dalam penjualan, penjualan dalam bentuk tunai maupun kredit.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk penyusunan Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian di UD Bintang Terang Jl. Melong Raya No.106A - Cijerah Bandung dan waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari 2006 dalam waktu 42 jam diluar waktu perkuliahan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan di STMIK LIKMI.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika ini berisi gambaran secara singkat materi laporan yang dibuat dalam Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar materi laporan dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi penelitian, pembatasan masalah, waktu dan lokasi penelitian serta sistematika penulisan laporan. BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang landasan teori dan permasalahan yang diambil serta teori-teori lain yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. BAB III : ANALISIS SISTEM INFORMASI
Dalam bab ini berisikan mengenai gambaran umum perusahaan, analisis prosedur kerja, analisis dokumen, serta analisis aliran data dan evaluasi sistem yang sedang berjalan. BAB IV : PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
Bab ini menjelaskan analisa sistem baru dan pembuatanusulan pengembangan perancangannya yang lebih baik yang direpresentasikan melalui pemodelan sistem dengan menggunakan diagram aliran data, contoh run program, contoh layout dan output. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini membahas tentang kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan saran-saran yang berguna untuk pengembangan selanjutnya.
TEKNIK AKUNTANSI PEMERINTAHAN
A. Persamaan Akuntansi Pemerintahan
Persamaan akuntansi merupakan filosofi dasar yang sangat penting dalam akuntansi. Persamaan akuntansi merefleksikan karakteristik sebuah organisasi atau entitas akuntansi dalam teknik-teknik dasarnya. Organisasi pemerintahan adalah sebuah organisasi khas dengan karakteristik tersendiri yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam desain dan struktur akuntansi.
Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karakteristik utama ini memberikan pengaruh signifikan dalam desain persamaan dalam akuntansi pemerintahan.Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi hak pemilik yang dilambangkan dalam ekuitas, seperti yang dikenal dalam akuntansi perusahaan. Hal tersebut ditegaskan dalam karakteristik lain yang mengatakan bahwa tidak ada kepemilikan dalam organisasi pemerintahan. Dengan demikian, kekayaan bersih yang dimiliki baik karena investasi maupun akumulasi hasil operasi bukanlah sebuah ekuitas yang dimiliki seseorang, tetapi lebih merupakan informasi bagi masyarakat tentang jumlah kekayaan bersih pemerintah yang tersedia (available) untuk digunakan dalam menjalankan program-programnya.
Dalam akuntansi komersial, kita mengenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan tersebut, dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan, selisih antara aset dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan antara perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi pemerintah ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan yang bisa diakui.
Teknik akuntansi pemerintahan, seperti digambarkan dakam persamaan tersebut disebut sebagai teknik akuntansi dana. Akuntansi dana memandang bahwa sumber daya atau kekayaan yang digambarkan dalam neraca tidak ada kepemilikannya dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan, melainkan sebuah kekayaan yang dibatasi (restricted) pada sebuah tujuan atau misi tertentu.
Di beberapa negara, teknik akuntansi dana mengalami modifikasi dengan adanya penggunaan dana-dana yang lebih dari satu. Hal tersebut dipicu oleh adanya pemisahann tujuan-tujuan secar spesifik dalam pemerintahan, di mana di setiap tujuan tersebut dialokasikan sejumlah dana untuk dipertanggungjawabkan.
Dalam praktik akuntansi di Amerika Serikat, dikenal pemisahan sumber daya pemerintah menjadi general fund, capital product fund, debt service fund, dan lain-lain. Setiap dana (fund) tersebut merupakan entitas akuntansi tersendiri yang memiliki sistem akuntansi terpisah satu sama lain. Maka, dalam Governmental Accounting Standars Board disebutkan pengertian dana sebagai berikut:
” A fiscal and accounting entity with a self-balancing set of account recording cash and other financial resources, togheter with all related liabilities, and residual equites or balnces, and changer therein, which are segregated for the purpose of carring on specific activities or attaining certain objectivies in accordance with special regulation restriction, or limitations,”
Pemerintah Indonesia adalah salah satu contah yang menggunakan akuntansi dana dengan system dana tunggal. Artinya, seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah merupakan kekeayaan yang memiliki batasan penggunaan, yaitu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan pemerintah.
B. Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam dunia akuntansi, basis akuntansi menjadi pijakan penting dalam melakukan pencatatan. Basis akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Basis akuntansi yang dipilih juga akan mempengaruhi arsitektur standar akuntansi yang dibangun, baik kerangka konseptual maupun pernyataan-pernyataannya terkait dengan kapan sebuah transaksi diakui dan seberapa besar nilainya.
Pelaporan keuangan juga menjadi proses yang akan terpengaruh oleh pemilihan basis akuntansi, terutama bentuk-bentuk laporan yang digunakan dan terutama informasi atau unsur yang harus dilaporkan.
Dalam praktik akuntansi pemerintah, terdapat empat macam basis akuntansi yang biasa digunakan, antara lain :
A. Akuntansi berbasis Kas (cash basis of accounting)
B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas (modified cash basis of accounting)
C. Akuntansi Berbasis Akrual (accrual basis of accounting)
D. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Akrual (modified accrual basis of accounting)
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis, commitments basis, dan cash basis.
A. Akuntansi Berbasis Kas
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Selain itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti :
a) Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan utang/pinjaman.
b) Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen, kontinjensi, dan jaminan.
c) Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).
Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai dengan Exposure Draft PSAP Pernyataan No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan uang untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi pencairan Dana Cadangan.
4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat pencatatan secara double entry; tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of service) sebagai alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi kinerja.
B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas
Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (leaves the books open). Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.
Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut sangat beragam sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liabilities. Sebagai contoh Pemerintah Malaysia menggunakan specified period dalam laporan keuangan tahunan, yang mengungkapkan beberapa catatan (memo) mengenai : aktiva, investasi, kewajiban, utang pemerintah (public debt), jaminan (guarantees), dan notes payable.
Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang (current financial resources) dan perubahan-perubahan atas sumber-sumber keuangan tersebut. Basis akuntansi ini mempunyai fokus pengukuran yang lebih luas dari basis kas, pengakuan penerimaan dan pembayaran kas tertentu selama periode spesifik berarti bahwa terdapat informasi mengenai pituang dan hutang, meskipun tidak diakui sebagai aktiva dan kewajiban.
2. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah, namun ada beberapa ketentuan, yaitu :
a. periode tertentu diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun
b. periode tertentu harus sama untuk penerimaan dan pembayaran kas
c. kriteria yang sama atas pengakuan penerimaan dan pembayaran kas selama periode tertentu harus diterapkan untuk seluruh penerimaan dan pembayaran
d. satu bulan adalah waktu yang tepat, karena pembelian barang secara kredit umumnya diselesaikan dalam periode tersebut, periode tertentu yang terlalu lama mungkin mengakibatkan kesulitan dalam menghasilkan laporan keuangan
e. kebijakan akuntansi yang dipakai harus diungkapkan secara penuh (fully disclosed)
3. Kriteria pengakuan atas penerimaan selama periode tertentu adalah bahwa penerimaan harus berasal dari periode yang lalu, namun penerapan ini tidak seragam untuk semua negara. Beberapa pemerintah menganggap bahwa seluruh penerimaan yang diterima selama periode tertentu adalah berasal dari periode sebelumnya, sedangkan pemerintah yang lain mengakui hanya beberapa dari penerimaan tersebut.
C. Akuntansi Berbasic Akrual
Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain :
1. dapat menyajikan laporan posisi keuangan pemerintah dan perubahannya
2. memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas penggunaan seluruh sumber daya
3. menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan
4. memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
5. memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam medanai aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya
6. membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau melakukan bisnis dengan entitas
7. user dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.
Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan, basis akrual untuk neraca berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual adalah :
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable). Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda berwujud harus diakui sebagai KD jika:
a. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;
b. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
c. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan
KDP dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
a. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;
5. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
D. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Akrual
Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya, seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :
1. pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan aktiva bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian atau pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar untuk mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut.
2. pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas
3. pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek
4. pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang pensiun.
Beberapa penyusun standar telah mengidentifikasi kriteria atas waktu pengakuan pendapatan dengan akuntansi berbasis akrual, sebagai contoh Pemerintah Kanada mengakui pendapatan dalam periode di mana transaksi atau peristiwa telah terjadi ketika pendapatan tersebut dapat diukur (measurable). Pemerintah Federal Amerika Serikat (State) mengakui pendapatan pajak dalam periode akuntansi di mana pendapatan tersebut menjadi susceptible to accrual (yaitu ketika pendapatan menjadi measurable dan available untuk mendanai pengeluaran). Available berarti dapat ditagih dalam periode sekarang atau segera setelah terjadi transaksi.
1. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun operasinya menggunakan format yang sama dengan anggaranny. Tujuan praktik ini adalah menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan-pertanggungjawaban.
Ide di balik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan yang muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan juga berbeda. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan intrinsic antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu, namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran. Ada masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal ini karena ada dua masalah yaitu :
a. Level agregasi
b. Perbadingan antara anggaran dan aktual yang terjadi.
Satu organisasi mungkin menerbitan akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara keseluruhan. Otoritas yang lain mungkin menerbitkan jumlah anggaran untuk sekolah dasar, menengah, dan sebagainya. Masalah dari menerbitkan informasi yang terlalu rinci adalah lapoan keuangan menjadi tebal dan menyulitkan pembacanya. Di sisi lain, laporan yang tidak terlalu rinci dapat memudahkan pembacanya, namun ada risiko bahwa informasi penting mungkin hilang. Dengan demikian, hal penting dalam penerapan akuntansi anggaran adalah penetapan klarifikasi dan level agregasi.
Kelemahan lain dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering laporan keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya.Tantangan bagi akuntansi anggaran adalah sebuah pertanyaan tentang apakah diperlukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya untuk setiap jenis objek belanja.
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau dikirimkan, namun pada saat awal yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima. Dengan menggunakan sistem ini, organisasi mengakui pesanan sebagai komitmen secara berkesinambungan.
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap proses pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran mereka, mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima akun-akun yang mencakup penerimaan an Pembuatan faktur, manajamen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen pada anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-akun tersebut tdak memasukkan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima, dan akan membuat catatan mereka sendiri mengenai hal ini sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over-committed. Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pasa pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan tidak akan dicatat sampai faktur telah dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya hal ini mempengaruhi beban.
Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini dalam akun-akun. Masalah ini adalah bahwa item tertentu yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan dengan mudah. Dengan demikian, sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah beban untuk periode akuntansi di mana pesanan tersebut baru dibuat.
Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi komitmen ini. Misalnya, ada manajer yang anggarannya masih di bawah batas maksimal sebulan sebelum akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rendah dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berikutnya menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual untuk memastikan bahwa seluruh seluruh anggaran dibelanjakan, pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran yang baru dimulai.
Faktanya, dalam praktik untuk akuntansi komitmen ini adalah mengeluarkan semua pesanan yang dibuat namun fakturnya belum diterima dari akun-akun. Hal ini berarti bahwa walaupun akuntansi komitmen dapat meningkatkan pengendalian anggaran dan digunakan sebagai alat untuk melaporkan kinerja secara periodik kepada manajer, praktik profesional beberapa negara membatasi penggunaannya dalam akun-akun tertentu.
Persamaan akuntansi merupakan filosofi dasar yang sangat penting dalam akuntansi. Persamaan akuntansi merefleksikan karakteristik sebuah organisasi atau entitas akuntansi dalam teknik-teknik dasarnya. Organisasi pemerintahan adalah sebuah organisasi khas dengan karakteristik tersendiri yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam desain dan struktur akuntansi.
Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karakteristik utama ini memberikan pengaruh signifikan dalam desain persamaan dalam akuntansi pemerintahan.Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi hak pemilik yang dilambangkan dalam ekuitas, seperti yang dikenal dalam akuntansi perusahaan. Hal tersebut ditegaskan dalam karakteristik lain yang mengatakan bahwa tidak ada kepemilikan dalam organisasi pemerintahan. Dengan demikian, kekayaan bersih yang dimiliki baik karena investasi maupun akumulasi hasil operasi bukanlah sebuah ekuitas yang dimiliki seseorang, tetapi lebih merupakan informasi bagi masyarakat tentang jumlah kekayaan bersih pemerintah yang tersedia (available) untuk digunakan dalam menjalankan program-programnya.
Dalam akuntansi komersial, kita mengenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan tersebut, dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan, selisih antara aset dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan antara perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi pemerintah ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan yang bisa diakui.
Teknik akuntansi pemerintahan, seperti digambarkan dakam persamaan tersebut disebut sebagai teknik akuntansi dana. Akuntansi dana memandang bahwa sumber daya atau kekayaan yang digambarkan dalam neraca tidak ada kepemilikannya dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan, melainkan sebuah kekayaan yang dibatasi (restricted) pada sebuah tujuan atau misi tertentu.
Di beberapa negara, teknik akuntansi dana mengalami modifikasi dengan adanya penggunaan dana-dana yang lebih dari satu. Hal tersebut dipicu oleh adanya pemisahann tujuan-tujuan secar spesifik dalam pemerintahan, di mana di setiap tujuan tersebut dialokasikan sejumlah dana untuk dipertanggungjawabkan.
Dalam praktik akuntansi di Amerika Serikat, dikenal pemisahan sumber daya pemerintah menjadi general fund, capital product fund, debt service fund, dan lain-lain. Setiap dana (fund) tersebut merupakan entitas akuntansi tersendiri yang memiliki sistem akuntansi terpisah satu sama lain. Maka, dalam Governmental Accounting Standars Board disebutkan pengertian dana sebagai berikut:
” A fiscal and accounting entity with a self-balancing set of account recording cash and other financial resources, togheter with all related liabilities, and residual equites or balnces, and changer therein, which are segregated for the purpose of carring on specific activities or attaining certain objectivies in accordance with special regulation restriction, or limitations,”
Pemerintah Indonesia adalah salah satu contah yang menggunakan akuntansi dana dengan system dana tunggal. Artinya, seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah merupakan kekeayaan yang memiliki batasan penggunaan, yaitu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan pemerintah.
B. Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam dunia akuntansi, basis akuntansi menjadi pijakan penting dalam melakukan pencatatan. Basis akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Basis akuntansi yang dipilih juga akan mempengaruhi arsitektur standar akuntansi yang dibangun, baik kerangka konseptual maupun pernyataan-pernyataannya terkait dengan kapan sebuah transaksi diakui dan seberapa besar nilainya.
Pelaporan keuangan juga menjadi proses yang akan terpengaruh oleh pemilihan basis akuntansi, terutama bentuk-bentuk laporan yang digunakan dan terutama informasi atau unsur yang harus dilaporkan.
Dalam praktik akuntansi pemerintah, terdapat empat macam basis akuntansi yang biasa digunakan, antara lain :
A. Akuntansi berbasis Kas (cash basis of accounting)
B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas (modified cash basis of accounting)
C. Akuntansi Berbasis Akrual (accrual basis of accounting)
D. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Akrual (modified accrual basis of accounting)
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis, commitments basis, dan cash basis.
A. Akuntansi Berbasis Kas
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Selain itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti :
a) Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan utang/pinjaman.
b) Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen, kontinjensi, dan jaminan.
c) Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).
Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai dengan Exposure Draft PSAP Pernyataan No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan uang untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi pencairan Dana Cadangan.
4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat pencatatan secara double entry; tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of service) sebagai alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi kinerja.
B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas
Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (leaves the books open). Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.
Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut sangat beragam sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liabilities. Sebagai contoh Pemerintah Malaysia menggunakan specified period dalam laporan keuangan tahunan, yang mengungkapkan beberapa catatan (memo) mengenai : aktiva, investasi, kewajiban, utang pemerintah (public debt), jaminan (guarantees), dan notes payable.
Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang (current financial resources) dan perubahan-perubahan atas sumber-sumber keuangan tersebut. Basis akuntansi ini mempunyai fokus pengukuran yang lebih luas dari basis kas, pengakuan penerimaan dan pembayaran kas tertentu selama periode spesifik berarti bahwa terdapat informasi mengenai pituang dan hutang, meskipun tidak diakui sebagai aktiva dan kewajiban.
2. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah, namun ada beberapa ketentuan, yaitu :
a. periode tertentu diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun
b. periode tertentu harus sama untuk penerimaan dan pembayaran kas
c. kriteria yang sama atas pengakuan penerimaan dan pembayaran kas selama periode tertentu harus diterapkan untuk seluruh penerimaan dan pembayaran
d. satu bulan adalah waktu yang tepat, karena pembelian barang secara kredit umumnya diselesaikan dalam periode tersebut, periode tertentu yang terlalu lama mungkin mengakibatkan kesulitan dalam menghasilkan laporan keuangan
e. kebijakan akuntansi yang dipakai harus diungkapkan secara penuh (fully disclosed)
3. Kriteria pengakuan atas penerimaan selama periode tertentu adalah bahwa penerimaan harus berasal dari periode yang lalu, namun penerapan ini tidak seragam untuk semua negara. Beberapa pemerintah menganggap bahwa seluruh penerimaan yang diterima selama periode tertentu adalah berasal dari periode sebelumnya, sedangkan pemerintah yang lain mengakui hanya beberapa dari penerimaan tersebut.
C. Akuntansi Berbasic Akrual
Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain :
1. dapat menyajikan laporan posisi keuangan pemerintah dan perubahannya
2. memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas penggunaan seluruh sumber daya
3. menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan
4. memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
5. memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam medanai aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya
6. membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau melakukan bisnis dengan entitas
7. user dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.
Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan, basis akrual untuk neraca berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual adalah :
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable). Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda berwujud harus diakui sebagai KD jika:
a. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;
b. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
c. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan
KDP dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
a. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;
5. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
D. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Akrual
Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya, seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :
1. pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan aktiva bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian atau pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar untuk mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut.
2. pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas
3. pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek
4. pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang pensiun.
Beberapa penyusun standar telah mengidentifikasi kriteria atas waktu pengakuan pendapatan dengan akuntansi berbasis akrual, sebagai contoh Pemerintah Kanada mengakui pendapatan dalam periode di mana transaksi atau peristiwa telah terjadi ketika pendapatan tersebut dapat diukur (measurable). Pemerintah Federal Amerika Serikat (State) mengakui pendapatan pajak dalam periode akuntansi di mana pendapatan tersebut menjadi susceptible to accrual (yaitu ketika pendapatan menjadi measurable dan available untuk mendanai pengeluaran). Available berarti dapat ditagih dalam periode sekarang atau segera setelah terjadi transaksi.
1. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun operasinya menggunakan format yang sama dengan anggaranny. Tujuan praktik ini adalah menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan-pertanggungjawaban.
Ide di balik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan yang muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan juga berbeda. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan intrinsic antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa tertentu, namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi anggaran. Ada masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan memberikan jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda walaupun akuntansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal ini karena ada dua masalah yaitu :
a. Level agregasi
b. Perbadingan antara anggaran dan aktual yang terjadi.
Satu organisasi mungkin menerbitan akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan secara keseluruhan. Otoritas yang lain mungkin menerbitkan jumlah anggaran untuk sekolah dasar, menengah, dan sebagainya. Masalah dari menerbitkan informasi yang terlalu rinci adalah lapoan keuangan menjadi tebal dan menyulitkan pembacanya. Di sisi lain, laporan yang tidak terlalu rinci dapat memudahkan pembacanya, namun ada risiko bahwa informasi penting mungkin hilang. Dengan demikian, hal penting dalam penerapan akuntansi anggaran adalah penetapan klarifikasi dan level agregasi.
Kelemahan lain dari akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering laporan keuangan membandingkan antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya.Tantangan bagi akuntansi anggaran adalah sebuah pertanyaan tentang apakah diperlukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya untuk setiap jenis objek belanja.
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau dikirimkan, namun pada saat awal yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima. Dengan menggunakan sistem ini, organisasi mengakui pesanan sebagai komitmen secara berkesinambungan.
Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayar memberikan hanya sedikit nilai terhadap proses pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran mereka, mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam hubungan dengan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima akun-akun yang mencakup penerimaan an Pembuatan faktur, manajamen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen pada anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-akun tersebut tdak memasukkan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima, dan akan membuat catatan mereka sendiri mengenai hal ini sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka over-committed. Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pasa pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan tidak akan dicatat sampai faktur telah dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya hal ini mempengaruhi beban.
Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini dalam akun-akun. Masalah ini adalah bahwa item tertentu yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan dengan mudah. Dengan demikian, sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah beban untuk periode akuntansi di mana pesanan tersebut baru dibuat.
Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi komitmen ini. Misalnya, ada manajer yang anggarannya masih di bawah batas maksimal sebulan sebelum akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rendah dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berikutnya menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual untuk memastikan bahwa seluruh seluruh anggaran dibelanjakan, pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran yang baru dimulai.
Faktanya, dalam praktik untuk akuntansi komitmen ini adalah mengeluarkan semua pesanan yang dibuat namun fakturnya belum diterima dari akun-akun. Hal ini berarti bahwa walaupun akuntansi komitmen dapat meningkatkan pengendalian anggaran dan digunakan sebagai alat untuk melaporkan kinerja secara periodik kepada manajer, praktik profesional beberapa negara membatasi penggunaannya dalam akun-akun tertentu.
Selasa, 16 Februari 2010
sistematika pembuatan cerpen
tips bikin cerpen dari Sitta Karina
Share
Thursday, May 14, 2009 at 2:34pm
Cerpen Secara Umum
Cerpen merupakan bentuk karya fiksi seperti halnya novel dan puisi. Secara umum kriteria cerpen adalah:
♣ Karya singkat dari sebuah fiksi
♣ Merupakan narasi, maka itu memiliki unsur intrisik narasi yang penting: alur
♣ 1.000 – 20.000 kata
♣ Juga memiliki elemen plot, konflik, karakter, latar (setting) dan dialog, namun biasanya hanya fokus pada 1-2 karakter dan 1 kejadian
♣ Cerpen cenderung ‘memperlihatkan’ karakter si tokoh pada satu momen penting daripada membangunnya melalui beberapa kejadian
♣ Dengan membaca cerpen, pembaca dapat menarik kesimpulan, insight, serta kesan cerita secara menyeluruh, walau hanya berdasarkan satu kejadian penting tersebut
Secara umum, struktur dasar pada cerpen sama dengan struktur dasar novel namun tanpa penjelasan mendetail, dapat dilihat pada bagan berikut ini:
02 Alur dan Plot
ALUR pergerakan cerita dari waktu ke waktu
Jenis alur:
1. Alur progresif (maju)
Skema: A – B – C – D – E
2. Alur flashback (kilas balik)
Skema: E – D – C – B – A
3. Alur campuran keduanya
Bisa terjadi beberapa skema, yaitu:
A – E1 – B – C – D – E2
A – C1 – B – C2 – D – E
A – B1 – D1 – C – B2 – D2 - E
Alur dibangun oleh narasi, deskripsi, dialog, serta aksi (action).
• Narasi pelukisan dinamis (dengan kata-kata) para tokoh maupun pergerakan benda-benda yang merupakan sebab serta akibat aksi tokoh-tokoh itu
• Deskripsi pelukisan statis (dengan kata-kata) terhadap suasana yang melatari cerita
• Dialog kata-kata yang diucapkan tokoh cerita (ada 2, yaitu: dialog lahir dan dialog batin)
• Aksi aktifitas fisik, gerakan, atau perbuatan tokoh cerita
PLOT kejadian-kejadian, rangkaian sebab-akibat yang memicu krisis dan menggerakkan cerita menuju klimaks
Di dalam plot inilah persoalan-persoalan yang dihadapi tokoh saling digesekkan, dibenturkan satu sama lain hingga terbentuk persoalan baru yang lebih kompleks, diseret ke puncak krisis, dicari penyelesaiannya hingga menuju akhir cerita (ending)
Di dalam alur terdapat plot, tapi plot bukan alur.
Dalam cerpen, plot harus diciptakan sepadat mungkin agar kata-kata tidak mubazir.
Selain itu kecerdasan dan kearifan penulis diuji; bagaimana ia menyelesaikan persoalan yang diciptakannya hingga dapat menghasilkan solusi yang mampu memberikan “sesuatu” kepada pembacanya.
Tips untuk memaksimalkan alur dan plot dalam cerita kita:
• Buat paragraf pembuka cerita yang menarik yang membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya
• Bangun tema dan premis cerita yang kuat dan jelas agar plot tidak “kedodoran”
• Sederhanakan peristiwa / kejadian. Cukup 1-2 kejadian penting. Jangan melebar kemana-mana
• Jaga tema cerita yang kamu buat sejak awal, paparkan episode-episode kejadian yang berkaitan dengan tema itu, dan jalankan cerita menuju resolusi / tujuan akhirnya
• Dalam menyajikan peristiwa dalam cerpen, adopsi peristiwa yang terjadi di dunia nyata ke dalam cerita, jangan sebaliknya
EITS.. ini masih ada kelanjutannya lho! Minggu depan Sitta Karina akan kasih tahu soal pembuatan konflik dan klimaks dari sebuah cerpen! Tungguin yaaaa! Oya, ditunggu lho komennya!
tips bikin cerpen dari Sitta Karina part 2
Share
Wednesday, May 20, 2009 at 7:28pm
Gals, ini dia tips bikin cerpen dari Sitta Karina part 2! Enjoy!
03 Konflik Sebagai Elemen Kunci
Aksi dan reaksi yang bertentangan dari tokoh cerita menimbulkan konflik, tapi pertentangan itu tidak harus antar para tokoh saja. Kalau begitu, sebenarnya yang disebut konflik itu apa, sih?
Konflik adalah pertentangan antar kekuatan yang saling berlawanan. Kekuatan itu bisa berupa manusia (tokoh), keadaan, dan masyarakat.
Ada 2 tipe konflik:
1. Eksternal – pertentangan di luar diri tokoh
2. Internal – pertentangan di dalam diri tokoh (dengan dirinya sendiri); terjadi ketika tokoh tersebut harus membuat keputusan, mengatasi sakit hati, menenangkan kemarahan, menolak keinginannya, dan lain sebagainya
Konflik bersifat fundamental (mendasar); dengan mengubah sifat tokoh, maka jalan cerita bisa ikut berubah tapi tetap menuju arah yang sama. Sedangkan dengan mengubah konflik, maka jalan cerita dan arahnya bisa ikut berubah.
Dilihat dari jenis kekuatan yang saling berlawanan, konflik dibedakan sebagai berikut:
1) Man vs. Man (physical) Tokoh utama menggunakan kekuatan fisiknya berhadapan dengan toko-tokoh orang lainnya, kekuatan alam, maupun binatang
2) Man vs. Circumstances (classical) Tokoh utama berhadapan dengan takdir atau situasi-situasi dalam kehidupan
3) Man vs. Society Tokoh utama berhadapan dengan ide, pemahaman, maupun politik dari sekelompok orang
4) Man vs. Himself/Herself (psychological) Tokoh utama berhadapan dengan dirinya, jiwanya, pemikiran yang benar maupun salah tentang dirinya, keterbatasan kemampuan, pilihan yang dibuatnya, dan lain-lain
Apa yang membuat sebuah konflik bagus?
Ketika membuat konflik, harus diingat bahwa yang paling mendasarinya adalah keinginan besar.
Keinginan besar si tokoh dalam menghadapi kekuatan-kekuatan lain yang berlawanan dengannya digambarkan dengan karakterisasi dan narasi.
Konflik berbeda dengan krisis. Krisis adalah suatu keadaan mendesak dan darurat, seperti kecelakaan atau terkena penyakit. Sedangkan pada konflik terjadi interaksi antara “sesuatu” yang berhadapan dengan “sesuatu” (A vs. B).
3 langkah merumuskan konflik cerpen:
1. Taruh seseorang di atas pohon beri si tokoh utama keadaan yang harus ia hadapi
2. Lempari dia dengan batu dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus si tokoh utama selesaikan
3. Buat dia turun tunjukkan bagaimana akhirnya tokoh kita menyelesaikan masalahnya itu. Hal terakhir ini seringkali digunakan penulis untuk menyampaikan pesan (insight) kepada pembaca
Tips memformulasikan konflik yang baik:
• Tulis dalam 1 kalimat apa yang sangat diinginkan tiap tokoh
• Bangun kejutan (suspens) dalam cerita; jangan terjebak dalam kejadian “kebetulan”
• Semakin tajam perbedaan karakter antar tokoh, semakin tajam konflik yang terjadi
• Bingung menulis konflik yang seperti apa? Coba lihat videoklip yang sering berseliweran di TV. Pertentangan yang ditunjukkan dengan aksi para model-modelnya merupakan konflik juga. Sebagai permulaan, kamu bisa adopsi konflik yang serupa dari konflik di videoklip itu
04 Klimaks
Seperti apakah klimaks dari sebuah cerita?
• Ketika seluruh konflik sampai pada tahap puncaknya, maka klimaks cerita akan terjadi
• Ketika narasi sampai pada bagian paling dramatis
• Saat cerita mencapai bagian yang paling seru
• Saat cerita sampai pada bagian yang paling ditunggu-tunggu oleh pembacanya. Selama membaca cerita dari awal, pembaca disajikan berbagai petunjuk hingga mereka menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya
Apa yang terjadi pada saat cerpen mencapai klimaksnya?
1) Tokoh utama tahu apa yang harus ia putuskan, apa yang harus ia lakukan
2) Tokoh utama menyadari hal-hal yang tidak ia lihat sebelumnya
3) Bentuk dari klimaks bisa berupa: resolusi, recognition, atau keputusan
Tips menciptakan klimaks yang dahsyat:
• Karena singkatnya cerita, elemen “kejutan” dalam cerpen adalah cara yang baik untuk menyelesaikan narasi
• Ciptakan kompleksitas dalam cerpen hingga mencegah pembaca menebak akhir dari cerita tersebut
• Dalam klimaks yang bagus akan terkandung insight, memperlihatkan sesuatu (pesan, moral, pembelajaran, nasihat) tentang sifat manusia
05 Cerpen Modern
Di Indonesia, kaidah cerpen yang banyak diminati majalah remaja kini telah berkembang dan tidak selalu harus sesuai dengan elemen-elemen dasarnya, namun cara baru ini nyatanya diterima dan tidak menyalahi kaidah lama yang ada.
Beberapa ciri khas cerpen modern, terutama cerpen remaja masa kini:
1. Tidak harus selalu fiksi. Bisa juga non-fiksi seperti catatan jurnal, catatan perjalanan, prosa liris. Contoh: Perjalanan Mata dan Hati karangan Prima Rusdi, penerbit Terrant Books
2. Tema lebih simpel, biasanya diangkat dari kejadian sehari-hari
3. Terdiri dari beberapa karakter, tidak hanya satu atau dua saja
4. Terdiri dari beberapa kejadian
5. Pemaparan narasi lebih singkat, umum, tidak puitis, menggunakan bahasa sehari-hari (kadang ada campuran bahasa asingnya)
6. Genre campuran (tidak hanya satu jenis), seperti: romance-horor, fantasi-suspens, dan lainnya
7. Akrab dengan unsur pop
06 Tips Menulis Cerpen
Ingin mencoba menulis cerpen seperti kisah-kisah Sitta Karina yang pernah kamu baca namun kesulitan memulainya? Intip kiat-kiat penting secara bertahap berikut ini:
♣ Baca cerpen sebanyak-banyaknya. Perhatikan bagaimana penulis membangun karakter, menyusun dialog, serta menstrukturkan plotnya.
♣ Kumpulkan ide-ide yang ada untuk cerita. Biasa disebut inspirasi, dimana inspirasi ini bisa muncul kapan saja, di mana saja. Kadang ide-ide tersebut muncul langsung bersamaan, kadang secara bertahap sehingga kita selalu butuh notes untuk menuliskannya agar tidak lupa.
♣ Tentukan ide dasar (premis) dan jabarkan. Setidaknya sebuah cerpen harus memiliki:
1) Eksposisi (ceritanya mengarah pada suatu klimaks)
2) Klimaks (titik balik dalam cerita akibat konflik antar karakter atau di dalam karakter itu sendiri)
3) Resolusi (suatu akhir yang cukup memuaskan bagi pembaca, dimana konflik sentral terselesaikan – atau tidak)
♣ Ketahui karaktermu secara mendetail. Kita harus bisa mendalami sifat, motivasi, dan sudut pandang karakter cerita yang kita ciptakan ini. Tentunya kita tidak bisa mengikutsertakan seluruh informasi tentang si karakter dalam cerpen. Tapi dengan mengetahui karakter secara mendetail, karakter tersebut akan semakin “hidup”—bagi kamu, juga pembacamu.
♣ Batasi panjang ceritamu. Kejadian-kejadian utama yang terjadi pada cerpen harus dibatasi dalam jangka waktu pendek, berbeda dengan novel yang lebih panjang, kompleks, dengan karakter pendukung dan subplot yang lebih banyak. Secara umum, dalam cerpen kita cukup membangun 2-3 karakter utama, 1 plot, dan 1 setting saja.
♣ Tentukan siapa yang akan bercerita. Apakah itu sudut pandang orang pertama (“aku, saya”) atau orang ketiga “(dia”). Sudut pandang orang kedua jarang digunakan.
♣ Mulai menulis. Rumuskan dulu tema, plot, dan karakter, baru kembangkan plot tersebut menjadi draft kasar. Tulis apa yang ingin kamu tulis. Don’t hold back.
♣ Kalimat pertama ceritamu sangat penting. Inilah yang menjadi penarik perhatian pembacamu. Jangan bertele-tele menjelaskan karakter atau informasi tidak penting lainnya karena dalam cerpen, kamu tidak punya ruang banyak untuk bercerita.
♣ Tetap menulis secara teratur. Lakukan proses kreatifmu ini—menulis, mengembangkan cerita—secara teratur, tiap hari, walau mungkin hanya sebentar. Asah pikiran untuk terus mengolah cerita.
♣ Biarkan ceritamu mengalir. Dalam proses menulis ini, kamu mungkin ingin mengubah plot, membunuh suatu karakter, dan lainnya. “Dengarkan” apa kata si karaktermu di kepala.
♣ Revisi dan edit. Setelah cerita selesai, sebisa mungkin diamkan dulu (min.) selama 2 hari, lalu lihat kembali ceritamu. Proses penyuntingan seperti ini akan memudahkan kamu “melihat” kesalahan dan kekurangan ceritamu dengan lebih mendetail.
♣ Minta opini kedua dari keluarga/teman dekat. Minta pendapat dan masukan sesungguhnya atas ceritamu yang sudah disunting ini kepada mereka. Dengarkan baik-baik apa kata mereka dan jangan berargumen.
♣ Gabungkan seluruh edit, revisi, dan masukan yang valid tersebut. Cerpenmu akan menjadi lebih baik kalau kamu dengan jeli mempertimbangkan semua kritik konstruktif yang masuk, tapi bukan berarti kamu harus mengikuti semuanya.
Ada beberapa tips tambahan yang sama pentingnya:
1) Kalau tidak ada keluarga/teman dekat untuk dimintai opini, kamu bisa bergabung di grup tulis-menulis (yang ada di daerahmu atau secara online)
2) Kamu bisa menulis kejadian-kejadian lampau dan fantasi, mencampurkannya dalam ceritamu.
3) Lakukan riset
4) Awali dengan pre-writing work (kegiatan menyusun tema, plot, karakter utama cerpen)
5) Kalau kesulitan brainstorming, coba buat jaring-jaring atau tabel dari karakter yang menghubungkan satu karakter ke lainnya. Tuliskan peranan mereka masing-masing dalam cerita.
6) Kembangkan gaya menulismu.
7) Jangan berpikir terlalu keras pada satu waktu yang sama ketika menyusun cerita. Berhenti sejenak, dan kembali lagi menulis setelah kamu istirahat.
8) Mainkan playlist lagu favoritmu selama menulis. Cara ini efektif memicu ide-ide fantastis mengalir keluar
Kamu bingung bikin karakter dalam cerpen kamu? Contek tips2 berikut yang dibuat Mba Reda Gaudiamo. Beliau adalah penulis cerita pendek yang salah satu ceritanya masuk dalam kompilasi THE GALLERY OF KISSES: Compilations of Short Story.
CHARACTER itu adalah…
Tokoh yang kita ciptakan sebagai pelaku dalam cerita.
- Harry Potter
- Frodo
- Charlie
- Hermione
Macam-macam Tokoh:
- Round Character: Tokoh utama yang mengalami berbagai konflik, peristiwa, dan menjadi titik utama cerita. Contoh: Ken Arok dalam buku Arok - Dedes, Pramoedya Ananta Tour, Harry Potter…
- Flat Character/two dimensional character: Tokoh sampingan yang muncul dalam cerita, tetapi tidak memegang peran terlalu penting tetapi diperlukan kehadirannya untuk menghidupkan cerita dan menguatkan tokoh utama. Contoh: para punakawan dalam cerita pewayangan, Arthur dalam Batman
- Foil Character: karakter yang membuat tokoh lain tampak lebih jelas, kontras. Contohnya, kakak tiri Cinderella yang jahat. Membuat kita semaki mudah melihat kebaikan hati Cinderella.
- Static Character – karakter yang tak mengalami perubahan sejak awal cerita hingga akhir. Meski ada peristiwa penting, ia tetap saja tak berubah. Contohnya: Tokoh Emak dalam Bajaj Bajuri.
- Stock Character: biasanya bukan tokoh utama, tetapi punya ciri khas yang kuat dan gampang diingat pembaca.Contoh: Pak Ogah dalam Unyil.
- Confidante: tokoh yang dipercaya oleh tokoh utama. Biasanya membantu tokoh utama untuk tampil lebih kuat dan jelas dalam cerita. Misalnya para kurcaci dalam cerita Snow White. Atau anjingnya Will Smith dalam I am legend.
- Dynamic Character: tokoh yang mengalami beberapa/banyak perubahan di sepanjang cerita. Dari jahat jadi baik, dari baik jadi jahat.
TOKOH CERITA
jagoan vs penjahat
Dilihat dari karakter/sifatnya, tokoh cerita kita bisa dibagi dalam dua jenis:
- Protagonis: tokoh yang menjadi pahlawan dalam cerita. Biasanya baik hati, jagoan, pandai…
- Antagonis: tokoh yang jadi lawan protagonis. Biasanya jahat, licik, menjengkelkan…
PENTING!
Meski ada beberapa jenis karakter yang kita kenal, tidak berarti semua harus ada dalam cerit. Bisa saja tokoh utama cerita adalah tokoh yang juga dinamis.
Semua jenis karakter itu adalah istilah yang diciptakan para kritikus sastra, agar memudahkan mereka dalam menganalisa sebuah cerita. Sebagai penulis, yang paling penting dan harus dilakukan setiap saat adalah menghidupkan, membuatnya nyata dan terpercaya selalu.
TAMPILKAN dia!
Dalam menghadirkan tokoh cerita, seorang penulis punya 2 pilihan cara penyampaian:
- Langsung - menyampaikannya lewat penjelasan yang sangat terinci tentang tokoh utamanya.
- Tidak langsung - menyampaikan gambaran tokohnya lewat pemikiran, perbuatan, kebiasaan, interaksinya dengan orang lain (bisa dilihat lewat dialog dan reaksi yang diterima tokoh lain).
Misalnya:
- Langsung:
Anita adalah anak yang manja, gampang tersinggung sehingga teman-temannya malas mengajaknya main bersama.
- Tidak Langsung:
“Si Anita diajak nggak?”
“Males ah. Suka sensi nggak jelas gitu! Bikin pegel aja.”
Ciptakan TOKOH ceritamu:
Siapa dia?
Dia harus nyata & terpercaya, jelas, beralasan, tidak mengada-ada. Menciptakan karakter yang terpercaya, menuntut kita untuk mengenalnya luar dalam. Kalau tidak, bagaimana kita bisa menyampaikannya dengan baik pada pembaca cerita kita?
TOP 10 QUESTIONS to help you out
- Dia tinggal di mana?
- Asalnya dari mana?
- Berapa umurnya?
- Siapa namanya? Punya nama panggilan?
- Bagaimana penampilannya?
- Seperti apa masa kecilnya?
- Apa pekerjaannya?
- Bagaimana ia menghadapi masalah?
- Siapa saja yang ada dalam kehidupannya?
- Apa tujuan hidupnya? Apa yang ia ingin capai dalam cerita ini?
Membuatnya TERPERCAYA
Ketika menciptakan tokoh, jangan terpancing untuk menjadikannya tokoh yang serba tiba-tiba:
- Tiba-tiba kaya
- Tiba-tiba mati
- Tiba-tiba gila dan membunuh semua orang di sekitarnya.
Untuk semua tindakan tokoh kita, harus ada
ALASAN YANG JELAS
Tokoh yang diciptakan mempunyai sifat-sifat yang dikenal
- Tokoh punya punya kelebihan dan kekurangan --Bahkan orang kaya dan cantik jelita punya kekurangan
- Tokoh punya kehebatan sekaligus kelemahan --Bahkan superhero punya kelemahan.
AYO temukan TOKOHMU:
Dia ada di mana-mana: di kelas, di busway, di jalan, di kolong tempat tidur…
Dia bisa siapa saja: bintang film, penyanyi, tukang sampah, mbok jamu, pembantu rumah tangga, baby sitter adik, kura-kura, burung… atau dia adalah dirimu sendiri!
LATIHAN MENCIPTAKAN TOKOH:
- Belajar jadi pengamat, pendengar & rajin mencatat
- Banyak membaca buku-buku yang ditulis pengarang ternama
- Banyak nonton film, dengar musik & lagu…
- Banyak menulis, menulis, menulis, menulis!
- Bikin BOX OF IDEAS!
Share
Thursday, May 14, 2009 at 2:34pm
Cerpen Secara Umum
Cerpen merupakan bentuk karya fiksi seperti halnya novel dan puisi. Secara umum kriteria cerpen adalah:
♣ Karya singkat dari sebuah fiksi
♣ Merupakan narasi, maka itu memiliki unsur intrisik narasi yang penting: alur
♣ 1.000 – 20.000 kata
♣ Juga memiliki elemen plot, konflik, karakter, latar (setting) dan dialog, namun biasanya hanya fokus pada 1-2 karakter dan 1 kejadian
♣ Cerpen cenderung ‘memperlihatkan’ karakter si tokoh pada satu momen penting daripada membangunnya melalui beberapa kejadian
♣ Dengan membaca cerpen, pembaca dapat menarik kesimpulan, insight, serta kesan cerita secara menyeluruh, walau hanya berdasarkan satu kejadian penting tersebut
Secara umum, struktur dasar pada cerpen sama dengan struktur dasar novel namun tanpa penjelasan mendetail, dapat dilihat pada bagan berikut ini:
02 Alur dan Plot
ALUR pergerakan cerita dari waktu ke waktu
Jenis alur:
1. Alur progresif (maju)
Skema: A – B – C – D – E
2. Alur flashback (kilas balik)
Skema: E – D – C – B – A
3. Alur campuran keduanya
Bisa terjadi beberapa skema, yaitu:
A – E1 – B – C – D – E2
A – C1 – B – C2 – D – E
A – B1 – D1 – C – B2 – D2 - E
Alur dibangun oleh narasi, deskripsi, dialog, serta aksi (action).
• Narasi pelukisan dinamis (dengan kata-kata) para tokoh maupun pergerakan benda-benda yang merupakan sebab serta akibat aksi tokoh-tokoh itu
• Deskripsi pelukisan statis (dengan kata-kata) terhadap suasana yang melatari cerita
• Dialog kata-kata yang diucapkan tokoh cerita (ada 2, yaitu: dialog lahir dan dialog batin)
• Aksi aktifitas fisik, gerakan, atau perbuatan tokoh cerita
PLOT kejadian-kejadian, rangkaian sebab-akibat yang memicu krisis dan menggerakkan cerita menuju klimaks
Di dalam plot inilah persoalan-persoalan yang dihadapi tokoh saling digesekkan, dibenturkan satu sama lain hingga terbentuk persoalan baru yang lebih kompleks, diseret ke puncak krisis, dicari penyelesaiannya hingga menuju akhir cerita (ending)
Di dalam alur terdapat plot, tapi plot bukan alur.
Dalam cerpen, plot harus diciptakan sepadat mungkin agar kata-kata tidak mubazir.
Selain itu kecerdasan dan kearifan penulis diuji; bagaimana ia menyelesaikan persoalan yang diciptakannya hingga dapat menghasilkan solusi yang mampu memberikan “sesuatu” kepada pembacanya.
Tips untuk memaksimalkan alur dan plot dalam cerita kita:
• Buat paragraf pembuka cerita yang menarik yang membuat pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya
• Bangun tema dan premis cerita yang kuat dan jelas agar plot tidak “kedodoran”
• Sederhanakan peristiwa / kejadian. Cukup 1-2 kejadian penting. Jangan melebar kemana-mana
• Jaga tema cerita yang kamu buat sejak awal, paparkan episode-episode kejadian yang berkaitan dengan tema itu, dan jalankan cerita menuju resolusi / tujuan akhirnya
• Dalam menyajikan peristiwa dalam cerpen, adopsi peristiwa yang terjadi di dunia nyata ke dalam cerita, jangan sebaliknya
EITS.. ini masih ada kelanjutannya lho! Minggu depan Sitta Karina akan kasih tahu soal pembuatan konflik dan klimaks dari sebuah cerpen! Tungguin yaaaa! Oya, ditunggu lho komennya!
tips bikin cerpen dari Sitta Karina part 2
Share
Wednesday, May 20, 2009 at 7:28pm
Gals, ini dia tips bikin cerpen dari Sitta Karina part 2! Enjoy!
03 Konflik Sebagai Elemen Kunci
Aksi dan reaksi yang bertentangan dari tokoh cerita menimbulkan konflik, tapi pertentangan itu tidak harus antar para tokoh saja. Kalau begitu, sebenarnya yang disebut konflik itu apa, sih?
Konflik adalah pertentangan antar kekuatan yang saling berlawanan. Kekuatan itu bisa berupa manusia (tokoh), keadaan, dan masyarakat.
Ada 2 tipe konflik:
1. Eksternal – pertentangan di luar diri tokoh
2. Internal – pertentangan di dalam diri tokoh (dengan dirinya sendiri); terjadi ketika tokoh tersebut harus membuat keputusan, mengatasi sakit hati, menenangkan kemarahan, menolak keinginannya, dan lain sebagainya
Konflik bersifat fundamental (mendasar); dengan mengubah sifat tokoh, maka jalan cerita bisa ikut berubah tapi tetap menuju arah yang sama. Sedangkan dengan mengubah konflik, maka jalan cerita dan arahnya bisa ikut berubah.
Dilihat dari jenis kekuatan yang saling berlawanan, konflik dibedakan sebagai berikut:
1) Man vs. Man (physical) Tokoh utama menggunakan kekuatan fisiknya berhadapan dengan toko-tokoh orang lainnya, kekuatan alam, maupun binatang
2) Man vs. Circumstances (classical) Tokoh utama berhadapan dengan takdir atau situasi-situasi dalam kehidupan
3) Man vs. Society Tokoh utama berhadapan dengan ide, pemahaman, maupun politik dari sekelompok orang
4) Man vs. Himself/Herself (psychological) Tokoh utama berhadapan dengan dirinya, jiwanya, pemikiran yang benar maupun salah tentang dirinya, keterbatasan kemampuan, pilihan yang dibuatnya, dan lain-lain
Apa yang membuat sebuah konflik bagus?
Ketika membuat konflik, harus diingat bahwa yang paling mendasarinya adalah keinginan besar.
Keinginan besar si tokoh dalam menghadapi kekuatan-kekuatan lain yang berlawanan dengannya digambarkan dengan karakterisasi dan narasi.
Konflik berbeda dengan krisis. Krisis adalah suatu keadaan mendesak dan darurat, seperti kecelakaan atau terkena penyakit. Sedangkan pada konflik terjadi interaksi antara “sesuatu” yang berhadapan dengan “sesuatu” (A vs. B).
3 langkah merumuskan konflik cerpen:
1. Taruh seseorang di atas pohon beri si tokoh utama keadaan yang harus ia hadapi
2. Lempari dia dengan batu dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus si tokoh utama selesaikan
3. Buat dia turun tunjukkan bagaimana akhirnya tokoh kita menyelesaikan masalahnya itu. Hal terakhir ini seringkali digunakan penulis untuk menyampaikan pesan (insight) kepada pembaca
Tips memformulasikan konflik yang baik:
• Tulis dalam 1 kalimat apa yang sangat diinginkan tiap tokoh
• Bangun kejutan (suspens) dalam cerita; jangan terjebak dalam kejadian “kebetulan”
• Semakin tajam perbedaan karakter antar tokoh, semakin tajam konflik yang terjadi
• Bingung menulis konflik yang seperti apa? Coba lihat videoklip yang sering berseliweran di TV. Pertentangan yang ditunjukkan dengan aksi para model-modelnya merupakan konflik juga. Sebagai permulaan, kamu bisa adopsi konflik yang serupa dari konflik di videoklip itu
04 Klimaks
Seperti apakah klimaks dari sebuah cerita?
• Ketika seluruh konflik sampai pada tahap puncaknya, maka klimaks cerita akan terjadi
• Ketika narasi sampai pada bagian paling dramatis
• Saat cerita mencapai bagian yang paling seru
• Saat cerita sampai pada bagian yang paling ditunggu-tunggu oleh pembacanya. Selama membaca cerita dari awal, pembaca disajikan berbagai petunjuk hingga mereka menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya
Apa yang terjadi pada saat cerpen mencapai klimaksnya?
1) Tokoh utama tahu apa yang harus ia putuskan, apa yang harus ia lakukan
2) Tokoh utama menyadari hal-hal yang tidak ia lihat sebelumnya
3) Bentuk dari klimaks bisa berupa: resolusi, recognition, atau keputusan
Tips menciptakan klimaks yang dahsyat:
• Karena singkatnya cerita, elemen “kejutan” dalam cerpen adalah cara yang baik untuk menyelesaikan narasi
• Ciptakan kompleksitas dalam cerpen hingga mencegah pembaca menebak akhir dari cerita tersebut
• Dalam klimaks yang bagus akan terkandung insight, memperlihatkan sesuatu (pesan, moral, pembelajaran, nasihat) tentang sifat manusia
05 Cerpen Modern
Di Indonesia, kaidah cerpen yang banyak diminati majalah remaja kini telah berkembang dan tidak selalu harus sesuai dengan elemen-elemen dasarnya, namun cara baru ini nyatanya diterima dan tidak menyalahi kaidah lama yang ada.
Beberapa ciri khas cerpen modern, terutama cerpen remaja masa kini:
1. Tidak harus selalu fiksi. Bisa juga non-fiksi seperti catatan jurnal, catatan perjalanan, prosa liris. Contoh: Perjalanan Mata dan Hati karangan Prima Rusdi, penerbit Terrant Books
2. Tema lebih simpel, biasanya diangkat dari kejadian sehari-hari
3. Terdiri dari beberapa karakter, tidak hanya satu atau dua saja
4. Terdiri dari beberapa kejadian
5. Pemaparan narasi lebih singkat, umum, tidak puitis, menggunakan bahasa sehari-hari (kadang ada campuran bahasa asingnya)
6. Genre campuran (tidak hanya satu jenis), seperti: romance-horor, fantasi-suspens, dan lainnya
7. Akrab dengan unsur pop
06 Tips Menulis Cerpen
Ingin mencoba menulis cerpen seperti kisah-kisah Sitta Karina yang pernah kamu baca namun kesulitan memulainya? Intip kiat-kiat penting secara bertahap berikut ini:
♣ Baca cerpen sebanyak-banyaknya. Perhatikan bagaimana penulis membangun karakter, menyusun dialog, serta menstrukturkan plotnya.
♣ Kumpulkan ide-ide yang ada untuk cerita. Biasa disebut inspirasi, dimana inspirasi ini bisa muncul kapan saja, di mana saja. Kadang ide-ide tersebut muncul langsung bersamaan, kadang secara bertahap sehingga kita selalu butuh notes untuk menuliskannya agar tidak lupa.
♣ Tentukan ide dasar (premis) dan jabarkan. Setidaknya sebuah cerpen harus memiliki:
1) Eksposisi (ceritanya mengarah pada suatu klimaks)
2) Klimaks (titik balik dalam cerita akibat konflik antar karakter atau di dalam karakter itu sendiri)
3) Resolusi (suatu akhir yang cukup memuaskan bagi pembaca, dimana konflik sentral terselesaikan – atau tidak)
♣ Ketahui karaktermu secara mendetail. Kita harus bisa mendalami sifat, motivasi, dan sudut pandang karakter cerita yang kita ciptakan ini. Tentunya kita tidak bisa mengikutsertakan seluruh informasi tentang si karakter dalam cerpen. Tapi dengan mengetahui karakter secara mendetail, karakter tersebut akan semakin “hidup”—bagi kamu, juga pembacamu.
♣ Batasi panjang ceritamu. Kejadian-kejadian utama yang terjadi pada cerpen harus dibatasi dalam jangka waktu pendek, berbeda dengan novel yang lebih panjang, kompleks, dengan karakter pendukung dan subplot yang lebih banyak. Secara umum, dalam cerpen kita cukup membangun 2-3 karakter utama, 1 plot, dan 1 setting saja.
♣ Tentukan siapa yang akan bercerita. Apakah itu sudut pandang orang pertama (“aku, saya”) atau orang ketiga “(dia”). Sudut pandang orang kedua jarang digunakan.
♣ Mulai menulis. Rumuskan dulu tema, plot, dan karakter, baru kembangkan plot tersebut menjadi draft kasar. Tulis apa yang ingin kamu tulis. Don’t hold back.
♣ Kalimat pertama ceritamu sangat penting. Inilah yang menjadi penarik perhatian pembacamu. Jangan bertele-tele menjelaskan karakter atau informasi tidak penting lainnya karena dalam cerpen, kamu tidak punya ruang banyak untuk bercerita.
♣ Tetap menulis secara teratur. Lakukan proses kreatifmu ini—menulis, mengembangkan cerita—secara teratur, tiap hari, walau mungkin hanya sebentar. Asah pikiran untuk terus mengolah cerita.
♣ Biarkan ceritamu mengalir. Dalam proses menulis ini, kamu mungkin ingin mengubah plot, membunuh suatu karakter, dan lainnya. “Dengarkan” apa kata si karaktermu di kepala.
♣ Revisi dan edit. Setelah cerita selesai, sebisa mungkin diamkan dulu (min.) selama 2 hari, lalu lihat kembali ceritamu. Proses penyuntingan seperti ini akan memudahkan kamu “melihat” kesalahan dan kekurangan ceritamu dengan lebih mendetail.
♣ Minta opini kedua dari keluarga/teman dekat. Minta pendapat dan masukan sesungguhnya atas ceritamu yang sudah disunting ini kepada mereka. Dengarkan baik-baik apa kata mereka dan jangan berargumen.
♣ Gabungkan seluruh edit, revisi, dan masukan yang valid tersebut. Cerpenmu akan menjadi lebih baik kalau kamu dengan jeli mempertimbangkan semua kritik konstruktif yang masuk, tapi bukan berarti kamu harus mengikuti semuanya.
Ada beberapa tips tambahan yang sama pentingnya:
1) Kalau tidak ada keluarga/teman dekat untuk dimintai opini, kamu bisa bergabung di grup tulis-menulis (yang ada di daerahmu atau secara online)
2) Kamu bisa menulis kejadian-kejadian lampau dan fantasi, mencampurkannya dalam ceritamu.
3) Lakukan riset
4) Awali dengan pre-writing work (kegiatan menyusun tema, plot, karakter utama cerpen)
5) Kalau kesulitan brainstorming, coba buat jaring-jaring atau tabel dari karakter yang menghubungkan satu karakter ke lainnya. Tuliskan peranan mereka masing-masing dalam cerita.
6) Kembangkan gaya menulismu.
7) Jangan berpikir terlalu keras pada satu waktu yang sama ketika menyusun cerita. Berhenti sejenak, dan kembali lagi menulis setelah kamu istirahat.
8) Mainkan playlist lagu favoritmu selama menulis. Cara ini efektif memicu ide-ide fantastis mengalir keluar
Kamu bingung bikin karakter dalam cerpen kamu? Contek tips2 berikut yang dibuat Mba Reda Gaudiamo. Beliau adalah penulis cerita pendek yang salah satu ceritanya masuk dalam kompilasi THE GALLERY OF KISSES: Compilations of Short Story.
CHARACTER itu adalah…
Tokoh yang kita ciptakan sebagai pelaku dalam cerita.
- Harry Potter
- Frodo
- Charlie
- Hermione
Macam-macam Tokoh:
- Round Character: Tokoh utama yang mengalami berbagai konflik, peristiwa, dan menjadi titik utama cerita. Contoh: Ken Arok dalam buku Arok - Dedes, Pramoedya Ananta Tour, Harry Potter…
- Flat Character/two dimensional character: Tokoh sampingan yang muncul dalam cerita, tetapi tidak memegang peran terlalu penting tetapi diperlukan kehadirannya untuk menghidupkan cerita dan menguatkan tokoh utama. Contoh: para punakawan dalam cerita pewayangan, Arthur dalam Batman
- Foil Character: karakter yang membuat tokoh lain tampak lebih jelas, kontras. Contohnya, kakak tiri Cinderella yang jahat. Membuat kita semaki mudah melihat kebaikan hati Cinderella.
- Static Character – karakter yang tak mengalami perubahan sejak awal cerita hingga akhir. Meski ada peristiwa penting, ia tetap saja tak berubah. Contohnya: Tokoh Emak dalam Bajaj Bajuri.
- Stock Character: biasanya bukan tokoh utama, tetapi punya ciri khas yang kuat dan gampang diingat pembaca.Contoh: Pak Ogah dalam Unyil.
- Confidante: tokoh yang dipercaya oleh tokoh utama. Biasanya membantu tokoh utama untuk tampil lebih kuat dan jelas dalam cerita. Misalnya para kurcaci dalam cerita Snow White. Atau anjingnya Will Smith dalam I am legend.
- Dynamic Character: tokoh yang mengalami beberapa/banyak perubahan di sepanjang cerita. Dari jahat jadi baik, dari baik jadi jahat.
TOKOH CERITA
jagoan vs penjahat
Dilihat dari karakter/sifatnya, tokoh cerita kita bisa dibagi dalam dua jenis:
- Protagonis: tokoh yang menjadi pahlawan dalam cerita. Biasanya baik hati, jagoan, pandai…
- Antagonis: tokoh yang jadi lawan protagonis. Biasanya jahat, licik, menjengkelkan…
PENTING!
Meski ada beberapa jenis karakter yang kita kenal, tidak berarti semua harus ada dalam cerit. Bisa saja tokoh utama cerita adalah tokoh yang juga dinamis.
Semua jenis karakter itu adalah istilah yang diciptakan para kritikus sastra, agar memudahkan mereka dalam menganalisa sebuah cerita. Sebagai penulis, yang paling penting dan harus dilakukan setiap saat adalah menghidupkan, membuatnya nyata dan terpercaya selalu.
TAMPILKAN dia!
Dalam menghadirkan tokoh cerita, seorang penulis punya 2 pilihan cara penyampaian:
- Langsung - menyampaikannya lewat penjelasan yang sangat terinci tentang tokoh utamanya.
- Tidak langsung - menyampaikan gambaran tokohnya lewat pemikiran, perbuatan, kebiasaan, interaksinya dengan orang lain (bisa dilihat lewat dialog dan reaksi yang diterima tokoh lain).
Misalnya:
- Langsung:
Anita adalah anak yang manja, gampang tersinggung sehingga teman-temannya malas mengajaknya main bersama.
- Tidak Langsung:
“Si Anita diajak nggak?”
“Males ah. Suka sensi nggak jelas gitu! Bikin pegel aja.”
Ciptakan TOKOH ceritamu:
Siapa dia?
Dia harus nyata & terpercaya, jelas, beralasan, tidak mengada-ada. Menciptakan karakter yang terpercaya, menuntut kita untuk mengenalnya luar dalam. Kalau tidak, bagaimana kita bisa menyampaikannya dengan baik pada pembaca cerita kita?
TOP 10 QUESTIONS to help you out
- Dia tinggal di mana?
- Asalnya dari mana?
- Berapa umurnya?
- Siapa namanya? Punya nama panggilan?
- Bagaimana penampilannya?
- Seperti apa masa kecilnya?
- Apa pekerjaannya?
- Bagaimana ia menghadapi masalah?
- Siapa saja yang ada dalam kehidupannya?
- Apa tujuan hidupnya? Apa yang ia ingin capai dalam cerita ini?
Membuatnya TERPERCAYA
Ketika menciptakan tokoh, jangan terpancing untuk menjadikannya tokoh yang serba tiba-tiba:
- Tiba-tiba kaya
- Tiba-tiba mati
- Tiba-tiba gila dan membunuh semua orang di sekitarnya.
Untuk semua tindakan tokoh kita, harus ada
ALASAN YANG JELAS
Tokoh yang diciptakan mempunyai sifat-sifat yang dikenal
- Tokoh punya punya kelebihan dan kekurangan --Bahkan orang kaya dan cantik jelita punya kekurangan
- Tokoh punya kehebatan sekaligus kelemahan --Bahkan superhero punya kelemahan.
AYO temukan TOKOHMU:
Dia ada di mana-mana: di kelas, di busway, di jalan, di kolong tempat tidur…
Dia bisa siapa saja: bintang film, penyanyi, tukang sampah, mbok jamu, pembantu rumah tangga, baby sitter adik, kura-kura, burung… atau dia adalah dirimu sendiri!
LATIHAN MENCIPTAKAN TOKOH:
- Belajar jadi pengamat, pendengar & rajin mencatat
- Banyak membaca buku-buku yang ditulis pengarang ternama
- Banyak nonton film, dengar musik & lagu…
- Banyak menulis, menulis, menulis, menulis!
- Bikin BOX OF IDEAS!
business english : telephoning
TELEPHONING
DINI : Good Morning, Suncloud’s Company, Dini’s speaking.
How can I help you???
DYAH : Could I speak to Mr. Surya Setyawan ???
DINI : I’m afraid he’s out of the office.
Who’s speaking ???
DYAH : This is Dyah Retno from Bandung.
DINI : Can I take message, Ms. Dyah ???
DYAH : Yes, please. Would you tell him Dyah phoned and ask him to ring me later this afternoon.
He’s got my number, its very urgent.
DINI : Ok, I’ll make sure he gets the message
DYAH : Thank you,
DINI : Good Morning, Suncloud’s Company, Dini’s speaking.
How can I help you???
DYAH : Could I speak to Mr. Surya Setyawan ???
DINI : I’m afraid he’s out of the office.
Who’s speaking ???
DYAH : This is Dyah Retno from Bandung.
DINI : Can I take message, Ms. Dyah ???
DYAH : Yes, please. Would you tell him Dyah phoned and ask him to ring me later this afternoon.
He’s got my number, its very urgent.
DINI : Ok, I’ll make sure he gets the message
DYAH : Thank you,
Langganan:
Postingan (Atom)